Selasa, 30 Januari 2018

PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM PEMBELIAN PESTISIDA

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM PEMBELIAN PESTISIDA
(Studi Pada Petani Bawang Merah yang Menggunakan Pestisida di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu)


PROPOSAL SKRIPSI


Oleh:
ARIS BUDIMAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS







UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI
MALANG
2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kondisi pemasaran pada saat ini memiliki persaingan yang semakin ketat hal ini membuat perusahaan khususnya pemasar harus senantiasa mengembangkan konsep pemasarannya. Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian tujuan tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing (Kotler dan Armstrong, 2008). Pemahaman terhadap apa yang akan dibutuhkan, diinginkan, dan diharapkan konsumen menjadi hal yang sangat mutlak dilakukan oleh pemasar, karena sebaik apapun produk, keunggulan serta keunikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan membuat konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut tidak dibutuhkan. Maka dari itu, memahami dan mempelajari perilaku konsumen tersebut akan memberikan petunjuk bagi perusahaan dalam meningkatkan proses pemasarannya.
            Strategi pemasaran merupakan serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah-ubah (Asruri, 2004). Setiap perusahaan membutuhkan mekanisme yang dapat mengkoordinasi program-program pemasaran agar dapat sejalan dan terintegrasi. Perumusan strategi pemasaran dapat membantu perusahaan mempertahankan dirinya pada posisi yang lebih baik di pasar sehingga produk dapat diterima oleh konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi serta menunjang suksesnya tersebut berhubungan dengan bauran pemasaran.
            Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahan terus-menerus untuk mencapai tujuan pemasaran (Kloter, 2002). Bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Bauran pemasaran secara teoritis merupakan kunci keberhasilan perusahaan karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen dalam membeli, produk yang berkualitas, harga yang rendah tapi memberikan nilai yang tinggi, lokasi yang strategis dan mempunyai penawaran-penawaran yang berbeda dengan yang lain tentu akan menarik minat calon konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Perpaduaan antara bauran pemasaran dengan kebutuhan dan keinginan harus sesuai, karena dengan meemberikan suatu kepuasan kepada konsumen maka konsumen akan melakukan pembelian ulang produk tersebut dan dapat menarik lebih banyak konsumen potensial.
   Pestisida merupakan bahan yang banyak memberikan manfaat sehingga banyak dibutuhkan masyarakat pada bidang pertanian (pangan, perkebunan, perikanan, peternakan), penyimpanan hasil pertanian, kehutanan (tanaman hutan dan pengawetan hasil hutan), rumah tangga dan penyehatan lingkungan, pemukiman, bangunan, pengangkutan dan lain-lain. Di samping manfaat yang diberikan, pestisida juga sekaligus memilki potensi untuk dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan (Kementrian Pertanian, 2011). Pestisida dalam bidang pertanan sanggat membantu bagi para petani untuk menjalankan usahataninnya. Petani menggunakan pestisida dalam usahataninya untuk menekan populasi hama dan penyakit yang menyerang pada usahataninnya.
Penggunaan pestisida di Indonesia tergolong cukup tinggi, walupun terdapat banyak kebijakan yang mengatur tentang penggunaan pestisida serta kebijakan yang mengharuskan untuk mengembangkan pertanian organik, namun penggunaan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit sebagai pilihan utama bagi para petani dalam melakukan usahataninnya. Penyediaan pestisida masih memegang peranan penting dan strategis, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya merek, bahan aktif terdaftar dan perusahaan pemegang pendaftaran yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 2006-2010 terdapat 13 pestisida yang terdaftar di Indonesia yang mengalami perkembangan.



Tabel 1. Perkembangan jumlah pestisida yang terdaftar di Indonesia tahun 2006-2010.
No
Jenis pestisida


Tahun




2006
2007
2008
2009
2010
1
PHL
213
253
308
359
391
2
Herbisida
386
444
507
568
631
3
Insektisida
528
621
707
786
847
4
Fungisida
228
274
320
354
389
5
Rodentisida
23
26
31
38
45
6
Akarisida
17
18
19
20
20
7
Bakterisida
6
6
7
7
7
8
ZPT
35
54
75
86
97
9
Perata
26
28
31
31
31
10
Pengawet
49
58
64
72
78
11
Repelan
16
19
22
25
30
12
Moluskisida
6
9
14
27
33
13
Nematisida
7
10
6
6
6
14
Lain-lain
2
3
16
20
23

Jumlah
1.557
1.824
2.125
2.417
2.628
Sumber: Kementrian Pertanian 2011
Penyerangan hama dan penyakit sanggat merugikan para petani, karena dapat merusak dan mengurangi hasil usahatani khususnya komoditas hortikultura seperti bawang merah. Komoditi bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas dari kelompok hortikultura yang sejak lama telah dibudidayakan oleh petani secara intensif di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, sehingga para petani bawang merah dituntut untuk mengimbangi permintaan bawang merah di pasar. Berdasarkan hasil susensus pola konsumsi rumah tangga terhadap bawang merah pada tahun 2007-2011 permintaan akan bawang merah cenderung merata.
Tabel 2. Konsumsi rumah tangga menurut hasil Susensus tahun 2007-2011

Uraian


Tahun
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2007
2008
2009
2010
2011

Konsumsi seminggu (Ons/kapita/minggu)
0,578
0,526
0,484
0,485
0,453
-5,84
Konsumsi setahun (Kg/kapita/tahun)
3,014
2,743
2,524
2,529
2,362
-5,85
Sumber: Kementrian Pertanian 2012
            Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu sentra pengasil komoditas bawang merah terbesar di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2014 menyatakan bahwa luasan panen yang dimiliki sebesar 98.937 ton, dan mampu produksi 234.087 ton. Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu merupakan salah satu sentra terbesar penghasil komoditas bawang merah yang berada di Jawa Timur. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Baatu tahun 2012 desa yang memiliki potensi untuk pengembangan agribisnis bawang merah yaitu desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo yang memiliki luas lahan produktif komoditas bawang merah sebesar 65 ha dan mempunyai produksi sebesar 665 ton.
            Petani bawang merah pada desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dalam melakukan usahataninnya tentunya menggunakan pestisida untuk menekan penyerangan hama dan penyakit. Keputusan pembelian pestisida yang digunakaan oleh petani tergantung pada harapan dan tujuan petani. Keputusan penggunaan pestisida yang digunakan oleh petani bermacam-macam dapat dilihat dari, jenis pestisida, harga pestisida, tempat pembelian pestisida dan promosi yang diberikan oleh perusahaan penyedia pestisida. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen bergantung pada strategi pemasaran yang dilakukan yang didalamnya terdapat proses bauran pemasaran.
            Penelitian ini memiliki sasaran menganalisis hubungan bauran pemasaran terhadap keputusan petani dalam pembelian pestisida. Sasaran penelitian ini yaitu meneliti lebih dalam apakah terdapat hubungan antara bauran pemasaran 4P product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi) terhadap keputusan petani dalam melakukan pembelian pestisida dalam usahataninya. Berdasarkan latar belakang yang telah diraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Petani Dalam Pembelian Pestisida (Studi Pada Petani Bawang Merah yang Menggunakan Pestisida di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu)”.



1.2  Rumusan Masalah
Konsumen merupakan sasaran bagi produsen, maka dari itu produsen harus mempunyai strategi pemasaran yang khusus dalam menarik konsumen. Produsen dalam menarik konsumen untuk membeli produknya harus dapat memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan leh konsumen. Pola pikir konsumen yang berbeda-beda menuntuk produsen untuk melakukan strategi pemasaran yang diharapkan oleh konsumen agar konsumen tertarik pada produk yang ditawarkan, pola pikir konsumen akan mempengaruhi sikap konsumen atas peembelian suatu produk.
Perilaku konsumen salah satunya adalah pengambilan keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan suatu proses pemilihan alternative terbaik dari berbagai alternative yang ada sebagai suatu cara pemecahan masalah (Hasan, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, dan pisikologis (Kolter, 2001). Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan salah satu yang dilakukan oleh perusahaan dalam strategi menerapkan strategi pemasaran yaitu melakukan proses bauran pemasaran.
Bauran pemasaran merupakan suatu variabel-variabel terkendali yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kotler mempopulerkan ada empat komponen kunci dalam bauran pemasaran yang sering disebut 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Petani desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari tingkat kebutuhan dan kepentingan petani dalam menentukan keputusan pembelian pestisida untuk usahataninnya. Petani bawang merah di desa Torongrejo memiliki kriteria yang yang sama dalam pembelian pestisida, akan tetapi kecenderungan petani dalam melakukan keputusan pembelian menjadi permasalahan tersendiri dikarenakan setiap petani mempunyai kemampuan, keinginan serta harapan yang berbeda-beda yang bergantung pada kualitas produk, harga, tempat, dan promosi.


Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan oleh penulis sebagaai berikut:
1.      Bagaimana hubungan variabel-variabel bauran pemasaran Produk (X1), Harga (X2), Tempat (X3), dan Promosi (X4) dengan keputusan pembelian pestisida pada petani bawang merah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu?
2.      Variabel-variabel bauran pemsaran Produk (X1), Harga (X2), Tempat (X3), dan Promosi (X4) manakah yang paling dominan berhubungan dalam keputusan pembelian pestisida pada petani bawang merah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu?

1.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis sehubungan dengan masalah yang telah disebutkan diatas adalah:
1.      Menganalisis hubungan variabel-variabel dalam bauran pemasaran yang terdiri dari Produk (X1), Harga (X2), Tempat (X3), dan Promosi (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y) pestisida pada petani bawang merah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
2.      Mengetahui dan mendeskripsikan variabel-variabel bauran pemasaran, yaitu Produk (X1), Harga (X2), Tempat (X3), dan Promosi (X4) mana yang paling berhubungan terhadap keputusan petani dalam pembelian pestisida di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

1.4 Kegunaan Penelitian
1.      Bagi peneliti mampu mengetahiui penerapan bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis.
2.      Bagi pengambil kebijakan diharapkan dapat menjdai bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait dengan keputusan penggunaan pestisida.
3.      Bagi petani diharapkan dapat memberi informasi tentang pertimbangan petani dalam mengambil keputusan penggunaan pestisida dalam melakukan usahataninnya.

4.      Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan referensi selanjutnya.

Welcome to Fiqolbi Blog's

semoga bermanfaat