HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PETANI
DALAM PEMBELIAN PESTISIDA
(Studi Pada Petani Bawang Merah yang
Menggunakan Pestisida di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu)
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
ARIS BUDIMAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kondisi
pemasaran pada saat ini memiliki persaingan yang semakin ketat hal ini membuat
perusahaan khususnya pemasar harus senantiasa mengembangkan konsep
pemasarannya. Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian tujuan tujuan
organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target
pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing
(Kotler dan Armstrong, 2008). Pemahaman terhadap apa yang akan dibutuhkan,
diinginkan, dan diharapkan konsumen menjadi hal yang sangat mutlak dilakukan
oleh pemasar, karena sebaik apapun produk, keunggulan serta keunikan produk
yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan membuat konsumen memutuskan untuk
membeli produk tersebut tidak dibutuhkan. Maka dari itu, memahami dan
mempelajari perilaku konsumen tersebut akan memberikan petunjuk bagi perusahaan
dalam meningkatkan proses pemasarannya.
Strategi pemasaran merupakan
serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada
usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing
tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan
dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah-ubah
(Asruri, 2004). Setiap perusahaan membutuhkan mekanisme yang dapat
mengkoordinasi program-program pemasaran agar dapat sejalan dan terintegrasi.
Perumusan strategi pemasaran dapat membantu perusahaan mempertahankan dirinya
pada posisi yang lebih baik di pasar sehingga produk dapat diterima oleh
konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi serta menunjang suksesnya tersebut
berhubungan dengan bauran pemasaran.
Bauran pemasaran adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan perusahan terus-menerus untuk mencapai tujuan
pemasaran (Kloter, 2002). Bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),
dan promotion (promosi). Bauran
pemasaran secara teoritis merupakan kunci keberhasilan perusahaan karena
mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen dalam membeli, produk
yang berkualitas, harga yang rendah tapi memberikan nilai yang tinggi, lokasi
yang strategis dan mempunyai penawaran-penawaran yang berbeda dengan yang lain
tentu akan menarik minat calon konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Perpaduaan antara bauran pemasaran dengan kebutuhan dan keinginan harus sesuai,
karena dengan meemberikan suatu kepuasan kepada konsumen maka konsumen akan
melakukan pembelian ulang produk tersebut dan dapat menarik lebih banyak
konsumen potensial.
Pestisida merupakan bahan yang banyak memberikan
manfaat sehingga banyak dibutuhkan masyarakat pada bidang pertanian (pangan,
perkebunan, perikanan, peternakan), penyimpanan hasil pertanian, kehutanan
(tanaman hutan dan pengawetan hasil hutan), rumah tangga dan penyehatan lingkungan,
pemukiman, bangunan, pengangkutan dan lain-lain. Di samping manfaat yang
diberikan, pestisida juga sekaligus memilki potensi untuk dapat menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan (Kementrian Pertanian, 2011). Pestisida dalam
bidang pertanan sanggat membantu bagi para petani untuk menjalankan
usahataninnya. Petani menggunakan pestisida dalam usahataninya untuk menekan
populasi hama dan penyakit yang menyerang pada usahataninnya.
Penggunaan pestisida di Indonesia tergolong cukup
tinggi, walupun terdapat banyak kebijakan yang mengatur tentang penggunaan
pestisida serta kebijakan yang mengharuskan untuk mengembangkan pertanian
organik, namun penggunaan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit
sebagai pilihan utama bagi para petani dalam melakukan usahataninnya.
Penyediaan pestisida masih memegang peranan penting dan strategis, hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya merek, bahan aktif terdaftar dan perusahaan
pemegang pendaftaran yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 2006-2010
terdapat 13 pestisida yang terdaftar di Indonesia yang mengalami perkembangan.
Tabel
1. Perkembangan jumlah pestisida yang terdaftar di Indonesia tahun 2006-2010.
No
|
Jenis pestisida
|
|
|
Tahun
|
|
|
|
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
1
|
PHL
|
213
|
253
|
308
|
359
|
391
|
2
|
Herbisida
|
386
|
444
|
507
|
568
|
631
|
3
|
Insektisida
|
528
|
621
|
707
|
786
|
847
|
4
|
Fungisida
|
228
|
274
|
320
|
354
|
389
|
5
|
Rodentisida
|
23
|
26
|
31
|
38
|
45
|
6
|
Akarisida
|
17
|
18
|
19
|
20
|
20
|
7
|
Bakterisida
|
6
|
6
|
7
|
7
|
7
|
8
|
ZPT
|
35
|
54
|
75
|
86
|
97
|
9
|
Perata
|
26
|
28
|
31
|
31
|
31
|
10
|
Pengawet
|
49
|
58
|
64
|
72
|
78
|
11
|
Repelan
|
16
|
19
|
22
|
25
|
30
|
12
|
Moluskisida
|
6
|
9
|
14
|
27
|
33
|
13
|
Nematisida
|
7
|
10
|
6
|
6
|
6
|
14
|
Lain-lain
|
2
|
3
|
16
|
20
|
23
|
|
Jumlah
|
1.557
|
1.824
|
2.125
|
2.417
|
2.628
|
Sumber:
Kementrian Pertanian 2011
Penyerangan hama dan penyakit sanggat merugikan para
petani, karena dapat merusak dan mengurangi hasil usahatani khususnya komoditas
hortikultura seperti bawang merah. Komoditi bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas dari kelompok
hortikultura yang sejak lama telah dibudidayakan oleh petani secara intensif di
Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, sehingga para
petani bawang merah dituntut untuk mengimbangi permintaan bawang merah di pasar.
Berdasarkan hasil susensus pola konsumsi rumah tangga terhadap bawang merah
pada tahun 2007-2011 permintaan akan bawang merah cenderung merata.
Tabel
2. Konsumsi rumah tangga menurut hasil Susensus tahun 2007-2011
Uraian
|
Tahun
|
Rata-rata Pertumbuhan (%)
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
|
|
Konsumsi seminggu
(Ons/kapita/minggu)
|
0,578
|
0,526
|
0,484
|
0,485
|
0,453
|
-5,84
|
Konsumsi setahun
(Kg/kapita/tahun)
|
3,014
|
2,743
|
2,524
|
2,529
|
2,362
|
-5,85
|
Sumber:
Kementrian Pertanian 2012
Propinsi Jawa Timur merupakan salah
satu sentra pengasil komoditas bawang merah terbesar di Indonesia. Data Badan
Pusat Statistik tahun 2014 menyatakan bahwa luasan panen yang dimiliki sebesar
98.937 ton, dan mampu produksi 234.087 ton. Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo,
Kota Batu merupakan salah satu sentra terbesar penghasil komoditas bawang merah
yang berada di Jawa Timur. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota
Baatu tahun 2012 desa yang memiliki potensi untuk pengembangan agribisnis bawang
merah yaitu desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo yang memiliki luas lahan
produktif komoditas bawang merah sebesar 65 ha dan mempunyai produksi sebesar
665 ton.
Petani bawang merah pada desa
Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dalam melakukan usahataninnya tentunya
menggunakan pestisida untuk menekan penyerangan hama dan penyakit. Keputusan
pembelian pestisida yang digunakaan oleh petani tergantung pada harapan dan
tujuan petani. Keputusan penggunaan pestisida yang digunakan oleh petani
bermacam-macam dapat dilihat dari, jenis pestisida, harga pestisida, tempat
pembelian pestisida dan promosi yang diberikan oleh perusahaan penyedia
pestisida. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
pembelian konsumen bergantung pada strategi pemasaran yang dilakukan yang
didalamnya terdapat proses bauran pemasaran.
Penelitian
ini memiliki sasaran menganalisis hubungan bauran pemasaran terhadap keputusan
petani dalam pembelian pestisida. Sasaran penelitian ini yaitu meneliti lebih
dalam apakah terdapat hubungan antara bauran pemasaran 4P product (produk), price
(harga), place (tempat), dan promotion (promosi) terhadap keputusan
petani dalam melakukan pembelian pestisida dalam usahataninya. Berdasarkan
latar belakang yang telah diraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Petani Dalam Pembelian Pestisida (Studi
Pada Petani Bawang Merah yang Menggunakan Pestisida di Desa Torongrejo,
Kecamatan Junrejo, Kota Batu)”.
1.2
Rumusan Masalah
Konsumen merupakan
sasaran bagi produsen, maka dari itu produsen harus mempunyai strategi
pemasaran yang khusus dalam menarik konsumen. Produsen dalam menarik konsumen
untuk membeli produknya harus dapat memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang
diinginkan leh konsumen. Pola pikir konsumen yang berbeda-beda menuntuk
produsen untuk melakukan strategi pemasaran yang diharapkan oleh konsumen agar
konsumen tertarik pada produk yang ditawarkan, pola pikir konsumen akan
mempengaruhi sikap konsumen atas peembelian suatu produk.
Perilaku konsumen salah
satunya adalah pengambilan keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan
suatu proses pemilihan alternative terbaik dari berbagai alternative yang ada
sebagai suatu cara pemecahan masalah (Hasan, 2002). Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, dan
pisikologis (Kolter, 2001). Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh strategi
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan salah satu yang dilakukan oleh
perusahaan dalam strategi menerapkan strategi pemasaran yaitu melakukan proses
bauran pemasaran.
Bauran pemasaran
merupakan suatu variabel-variabel terkendali yang digunakan oleh perusahaan
untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kotler mempopulerkan ada empat
komponen kunci dalam bauran pemasaran yang sering disebut 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),
dan promotion (promosi). Petani desa
Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu memiliki tingkat pengaruh yang
berbeda-beda yang dapat dilihat dari tingkat kebutuhan dan kepentingan petani
dalam menentukan keputusan pembelian pestisida untuk usahataninnya. Petani
bawang merah di desa Torongrejo memiliki kriteria yang yang sama dalam
pembelian pestisida, akan tetapi kecenderungan petani dalam melakukan keputusan
pembelian menjadi permasalahan tersendiri dikarenakan setiap petani mempunyai
kemampuan, keinginan serta harapan yang berbeda-beda yang bergantung pada
kualitas produk, harga, tempat, dan promosi.
Berdasarkan uraian
tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan oleh penulis sebagaai berikut:
1.
Bagaimana
hubungan variabel-variabel bauran pemasaran Produk (X1), Harga (X2),
Tempat (X3), dan Promosi (X4) dengan keputusan pembelian
pestisida pada petani bawang merah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota
Batu?
2.
Variabel-variabel
bauran pemsaran Produk (X1), Harga (X2), Tempat (X3),
dan Promosi (X4) manakah yang paling dominan berhubungan dalam
keputusan pembelian pestisida pada petani bawang merah di Desa Torongrejo,
Kecamatan Junrejo, Kota Batu?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang
ingin dicapai oleh penulis sehubungan dengan masalah yang telah disebutkan
diatas adalah:
1.
Menganalisis
hubungan variabel-variabel dalam bauran pemasaran yang terdiri dari Produk (X1),
Harga (X2), Tempat (X3), dan Promosi (X4) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) pestisida pada petani bawang merah di Desa Torongrejo,
Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
2.
Mengetahui dan
mendeskripsikan variabel-variabel bauran pemasaran, yaitu Produk (X1),
Harga (X2), Tempat (X3), dan Promosi (X4) mana
yang paling berhubungan terhadap keputusan petani dalam pembelian pestisida di
Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.
Bagi peneliti
mampu mengetahiui penerapan bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang
bergerak dibidang agribisnis.
2.
Bagi pengambil
kebijakan diharapkan dapat menjdai bahan informasi dan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan terkait dengan keputusan penggunaan pestisida.
3.
Bagi petani
diharapkan dapat memberi informasi tentang pertimbangan petani dalam mengambil
keputusan penggunaan pestisida dalam melakukan usahataninnya.
4.
Bagi peneliti
lain dapat digunakan sebagai bahan referensi selanjutnya.