Selasa, 01 Oktober 2013

Kacang Tanah

A.  TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH
1.    SEJARAH SINGKAT
Kacang tanah merupakan tanaman panganberupa semak yang berasal dariAmerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia.Penanaman pertama kali dilakukanoleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika).Di Benua Amerika penanamanberkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa.Kacang Tanah ini pertamakali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina danPortugis.
Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacangbandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacangtanah adalah “peanut” atau “groundnut”.
2. JENIS TANAMAN
Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi                 : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi          : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas                   : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo                  : Leguminales
Famili                 : Papilionaceae
Genus                : Arachis
Spesies              : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramiticaChod & Hassl            ; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod &Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachishelodes Mart.;Arachis marganata Garden.; Arachis namby quaraeHochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanahditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
a) Daya hasil tinggi.
b) Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
c) Hasilnya stabil.
d) Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:
a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
c) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietasyang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang “Waspada”karena memang berbeda varietas.
3. MANFAAT TANAMAN
Di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabundan minyak goreng.Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampaskacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasijamur.Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakanjuga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan danpakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein(27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineralantara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.
4. SENTRA PENANAMAN
Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria,Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacangtanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam diseluruh Indonesia.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
a)    Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b)   Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 derajat C. Bila suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c)    Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman.
d)   Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
5.2. Media Tanam
a)    Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yanggembur/bertekstur ringan dan subur.
b)   Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pHantara 6,0–6,5.
c)    Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang adadisekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahanyang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacangtanah.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah padaketinggian antara 500 m dpl.Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam padaketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1)   Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a)    Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b)   Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c)    Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d)   Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e)    Kadar air benih berkisar 9-12 %.

2)   Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a)    Benih dilakukan secara generatif (biji).
b)   Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c)    Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
d)   Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk olehBalai Sertifikasi Benih.
e)    Perkiraan kebutuhan benih
6.2. Pengolahan Media Tanam
1)   Persiapan
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benihyang dibutuhkan.Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan denganpersyaratan tanaman kacang tanah.
2)   Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macamgulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuanpembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang danmenghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pundengan mesin traktor.Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkauoleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
3)   Pembentukan Bedengan
Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuaidengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanamcukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30–40 meter.Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10 – 20 meter atau 2 x 10meter.Ketebalan bedengan antara 20–30 cm.
4)   Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam,perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran padasaat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata.Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
5)   Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kgditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan padasaat tanam.Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuatkira-kira 3 cm.
6.3. Teknik Penanaman
1)   Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yangsubur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cmatau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2)   Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telahditentukan di atas.
3)   Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi.Masukanbenih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.Waktu tanamyang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawahdapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September(palawija II).Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasirhizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudianbenih langsung ditanam paling lambat 6 jam.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1)   Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untukpenyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ±3-7 hari setelah tanam).

2)   Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agartanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
3)   Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisansehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
4)   Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaituUrea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semuadosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan kiri lubangtunggal.
5)   Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab.Untuk menjaga kelembaban padamusim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukanpenyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan.
6)   Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknyadilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuaidengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut.
7)   Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkantidak memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan,pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agarmenunjang kesehatan tanaman).





7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
a) Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layudan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanamanterserang dicabut dan uret dimusnahkan.
b) Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian:penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D.
c) Ulat grapyak
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.
Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2)penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
d) Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisidaBasudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
e) Sikada
Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak,pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.
f) Kumbang daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga.Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC,Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
7.2. Penyakit
a) Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b) Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanamaninang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
c) Penyakit bercak daun
Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane M 45,atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1minggu atau 10 hari sekali.
d) Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali sejaktanaman itu baru tumbuh.
e) Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian baru diberiDD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi.
f) Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan.
g) Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan dibakar serta semua vector penularan harus dibasmi.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ±3-4 bulan dan umur panjang ±5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siapdipanen antara lain:
a)    Batang mulai mengeras.
b)   Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dankeras.
c)    Warna polong coklat kehitam-hitaman.
8.2. Cara Panen
Pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemurmatahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukanpenyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuatberbagai jenis produk makanan.
8.3. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluassatu hektar produksi normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Kumpulkan brangkasan tanaman kacang tanah ditempat strategis.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkanderajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang.
9.3. Penyimpanan
a)  Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalamkarung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yangtempatnya kering.
b) Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
c) Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacangtanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukanke dalam wadah.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkusplastik per 10 kg.Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudahdimasak seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacangtanah.
Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang pentuing kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah disiapkan.

B.  PERMASALAHAN DALAM BUDIDAYA KOMODITAS KACANG TANAH
1.    Kesenjangan antara produktifias kacang tanah dengan kebutuhan kacang tanah.
Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun peningkatan produksi kacang tanah masih belum mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Contoh kebutuhan kacang tanah meningkat sebesar 4,4%, namun peningkatan produksinya hanya 2,5%.
2.    Produsen yang menghasilkan benih kacang tanah masih sedikit sehingga petani menggunakan benih lokal seadanya.
Hal ini dikarenakan produsen masih cenderung untuk memproduksi tanaman pangan pokok dibadingkan dengan tanaman kacang-kacangan.
3.    Penerapan teknologi belum sesuai anjuran.
Teknologi yang diterapkan oleh petani masih belum sesuai dengan aturan yang seharusnya.Disni misalnya penggunaan pupuk yang berlebihan, tidak sesuai dosis.
4.    Saprodi kurang tersedia pada saat dibutuhkan
Pendistribusian subsidi dari pemerintah masih belum terealisasikan dengan baik, sehingga pengadaan saprodi seperti pupuk dan atau benih tidak tersedia saat dibutuhkan.
5.    Lahan usahatani semakin terbatas persaingan dengan komoditi tanaman pangan lainnya.
Kecendrungan konsumen untuk mengkonsumsi nasi, mengakibatkan kebutuhan akan tanaman pangan yaitu padi semakin meningkat sehingga petani lebih memilih menanam tanaman pangan daripada tanaman kacang-kacangan.
6.    Kurangnya permodalan dan prosedur permodalan yang menyulitkan petani.
Dapat diketahui bahwa petani di Indonesia mayoritas berada pada kelas social menengah kebawah.Sehingga para petani sulit untuk memiliki modal. Dan apa bila para petani meminjam modal pada lembaga pengkreditan, syarat-syarat yang diajukan pun cukup menyulitkan petani, hal ini mengakibatkan petani tidak dapat memulai kegiatan usaha taninya.

C.  SOLUSI PETANI
Pada bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai masalah yang dihadapi oleh petani kacang tanah. Berikut adalah solusi serta upaya yang dilakukan oleh petani:
1.    Pemanfaatan Lahan kering untuk penanaman kacang tanah
Hal tersebut terbukti bahwa lahan kering memberikan konstribusi dalam peningkatan produksi kacang tanah.
2.    Pengembangan pola tanam tumpang sari. Misalnya, tumpangsari ubi kayu dan kacang tanah.
3.      Meningkatkan kinerja petani yang tergabung dalam kelembagaan petani. Karena kelembagaan merupakan unsur penting dalam penyediaan saprodi dan teknologi sehingga peani dapat memanfaatkan saprodi dengan baik sehingga dapat melancarkan kegiatan produksi.

D. SOLUSI BERDASARKAN LITERATUR
1. Peningkatan Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui penerapan dan pengembangan teknologi, perlindungan tanaman dari gangguan OPT, penurunan kehilangan hasil panen.
2. Perluasan Areal dan Optimasi Lahan
Perluasan areal dan optimasi lahan dilaksanakan melalui optimasi lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP), optimasi lahan pertanian lainnya, dan optimasi lahan terlantar.
3. Penyempurnaan Manajemen
Strategi ini dilakukan melalui  pengembangan kebijakan fiskal, perbaikan sistem perkreditan pertanian,  pengembangan sistem resi gudang,  penguatan petugas lapangan, pemantapan pola pengadaan saprodi, penataan kebijakan subsidi pertanian, dan pengembangan kemitraan.

E. RANCANGAN KEGIATAN PERBAIKAN HABITAT PERTANAMAN BAIK DIATAS DAN DIDALAM TANAH
Manajemen Habitat Atas Tanah.
Ada banyak cara bahwa habitat atas tanah dapat ditingkatkan untuk membantu pertumbuhan tanaman yang sehat, stress hama, dan meningkatkan organisme menguntungkan :
·      Pilih tanaman dan varietas yang tahan terhadap lokal hama (di samping kualitas lain seperti hasil, rasa, dll). Gunakan kepadatan tanam yang tepat (dan teman tanaman) untuk membantu tanaman tumbuh dengan penuh semangat, meredakan gulma, dan (dengan tanaman pendamping) memberikan perlindungan terhadap hama. Dalam beberapa kasus, campuran dari dua atau lebih dari varietas tanaman yang sama (satu rentan terhadap hama tetapi dengan potensi hasil yang lebih tinggi , dan satu yang tahan) telah menunjukkan potensi untuk meningkatkan total hasil panen untuk gandum dan beras. Meskipun petani adalah tumbuh tanaman yang sama, peningkatan keragaman genetic karena menggunakan varietas yang berbeda (kultivar) tampaknya memberikan perlindungan. Mungkin ada kemungkinan untuk menanam campuran tanaman lain juga.
·      Tanaman perimeter (trap) tanaman yang lebih menarik untuk hama tertentu dibandingkan dengan tanaman ekonomi (s) tumbuh di tengah lapangan sehingga dapat mencegat masuk serangga. (Ini telah berhasil dipraktekkan dengan menanam biru Hubbard squash di perimeter bidang labu musim panas untuk mencegat bergaris mentimun kumbang).
·      Membuat batas-batas lapangan dan zona dalam bidang yang menarik bagi serangga yang menguntungkan. Hal ini biasanya melibatkan menanam campuran tanaman berbunga sekitar atau sebagai strip dalam bidang untuk memberikan tempat tinggal dan makanan bagi beneficials.
·      Gunakan tanaman penutup rutin untuk beberapa manfaat, seperti menyediakan habitat bagi serangga yang menguntungkan, menambahkan N dan bahan organik tanah, mengurangi erosi dan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, mempertahankan nutrisi dalam tanah, dan banyak lagi. Hal ini dimungkinkan untuk memasok semua nitrogen untuk menggantikan tanaman dengan menumbuhkan sebuah legume cover crop musim dingin yang kuat, seperti merah semanggi di vetch Selatan dan berbulu di Utara . Gunakan rotasi yang kompleks, melibatkan tanaman keluarga yang berbeda, dan jika mungkin, termasuk tanah tanaman seperti rumput/semanggi jerami yang tetap tanpa gangguan tanah selama beberapa tahun .
·      Mengurangi pengolahan. Ini adalah bagian penting dari pendekatan ekologi pertanian untuk mengubur budidaya residu, meninggalkan tanah gundul dan lebih rentan terhadap efek erosif curah hujan, dan pada saat yang sama memecah agregat tanah alami yang membantu infiltrasi, penyimpanan, dan drainase presipitasi. (Penggunaan praktek yang mengurangi erosi sangat penting untuk mempertahankan produktivitas tanah).
Meningkatkan Habitat Tanah
Praktek-praktek umum untuk meningkatkan tanah sebagai tempat untuk akar tanaman dan organisme menguntungkan untuk berkembang adalah sama untuk semua bidang dan peternakan dan merupakan fokus dari kami diskusi dalam bab-bab berikutnya. Namun, pertanyaan yang nyatayang mana yang terbaik dilaksanakan, dan bagaimana mereka diimplementasikan pada sebuah peternakan tertentu? Pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan mengetahui situasi tertentu serta sumber daya yang tersedia di pertanian. Namun, banyak praktek yang diuraikan di bawah ini yang mungkin membuat tanah lingkungan yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman yang sehat, menekankan hama, dan meningkatkan organisme menguntungkan :
·      Tambahkan pupuk bahan - hewan organik, kompos, daun pohon, tanaman penutup, tanaman rotasi yang meninggalkan sejumlah besar residu, dll secara teratur.
·      Gunakan berbagai jenis bahan organik karena mereka memiliki efek positif yang berbeda pada biologi tanah, kimia, dan sifat fisik.
·      Jaga agar tanah ditutupi dengan vegetasi hidup dan/atau tanaman residu dengan menggunakan tanaman penutup , persetan tanaman dalam rotasi, dan/atau persiapan lahan praktek pengurangan. Hal ini mendorong resapan air, mengurangi erosi, mempromosikan organisme yang memakan biji gulma, dan meningkatkan angka mikoriza pada akar tanaman berikut .
·      Mengurangi pemadatan tanah untuk minimum dengan menjaga off field saat mereka terlalu basah , mendistribusikan beban, menggunakan jalur lalu lintas, dll. Gunakan praktek untuk memasok kesuburan tambahan sumber, bila diperlukan , yang lebih cocok dengan gizi ketersediaan dengan kebutuhan serapan. Hal ini membantu untuk mengurangi baik gulma dan kerusakan serangga serta polusi air permukaan dan air tanah.
·      Untuk tanah di iklim kering dan semi kering, mengurangi garam dan isi natrium jika mereka cukup tinggi untuk mengganggu pertumbuhan tanaman.
·       Evaluasi status kesehatan tanah sehingga Anda dapat melihat perbaikan dan tahu apa soilimproving lainnya praktek mungkin cocok .
·      Gunakan beberapa praktik yang meningkatkan habitat tanah. Masing-masing mungkin memiliki efek positif, tetapi ada sinergi yang ikut bermain ketika sejumlah praktik - seperti mengurangi pengolahan tanah dan tanaman - yang dikombinasikan penutup.

F. TEKNOLOGI YANG BISA DITAWARKAN, BAGAIMANA DAN DIMANA TEKNOLOGI TERSEBUT SEBAIKNYA DITERAPKAN GUNA MENCAPAI SASARAN HASIL TANAMAN (ATAU USAHA LAIN) YANG OPTIMAL DAN BERKUALITAS DENGAN MEMBERIKAN DAMPAK LINGKUNGAN POSITIF YANG TINGGI DAN DAMPAK NEGATIF YANG RENDAH
1.    Teknologi menggunakan Teknik Aplikasi Pupuk  Mikroba dan Mikoriza Pada Kacang Tanah Di Lahan Kering
Teknologi menggunakan teknik aplikasi pupuk mikroba pada kacang tanah di lahan kering untuk meningkatkan produktivitas lahan kering dalam meningkatkan produksi kacang tanah dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yaitu pupuk kandang dan pupuk mikroba.
Takaran yang digunakan dalam teknologi teknik aplikasi mikroba pada kacang tanah adalah :
Berbagai takaran pupuk kimia, pupuk mikroba dan pupuk organik dikombinasikan untuk memperoleh  hasil yang maksimum dalam peningkatan produksi kacang tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Tanpa NPK+Nodulin+P-Alam (setara ½ takaran rekomendasi SP- 36)+BioPhos+Bio-organik 2t/ha menghasilkan polong kering kacang tanah tertinggi yaitu 1,52 t/ha, hasil ini meningkat sebesar 25,62% dibandingkan takaran rekomendasi setempat (50 kg/ha Urea, 50 kg/ha SP-36, 100 kg/ha KCl), atau meningkat sebesar 17,83% dibandingkan takaran petani ((Tanpa pupuk N+30 kg/ha SP-36+30 kg/ha KCl+1 t/ha pupuk kandang). Populasi bakteri tertinggi dicapai pada perlakuan takaran rekomendasi (50 ka/ha Urea+50 kg/ha SP36+100 kg/ha KCl) yaitu sebesar 3,23 x 106 spk/g tanah. Perlakuan Tanpa pupuk N+Nodulin 200 g/ha+BioPhos 200 g/ha+12,5 kg/ha SP-36+25 kg/ha KCl menunjukkan aktivitas respirasi tertinggi yaitu sebesar 10,88 mgC-CO2/100 g tanah.
Manfaat-manfaat pada tanaman yang diberikan mikoriza adalah :
a) Peningkatan Ketahanan terhadap Kekeringan
Tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dari pada yang tidak  bermikoriza. Rusaknya jaringan korteks akibat kekeringan dan matinya akar tidak akan permanen pengaruhnya pada akar yang bermikoriza.
b) Lebih Tahan terhadap Serangan Patogen Akar
     Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui perlindungan tanaman dari patogen akar dan unsur toksik. Dilain pihak, cendawan mikoriza ada yang dapat melepaskan antibiotik yang dapat mematikan pathogen.
c) Produksi Hormon dan Zat Pengatur Tumbuh
     Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa cendawan mikoriza dapat menghasilkan hormon seperti, sitokinin dan giberalin. Zat pengatur tumbuh seperti vitamin juga pernah dilaporkan sebagai hasil metabolisme cendawan mikoriza. Cendawan mikoriza bisa membentuk hormon seperti auxin, citokinin, dan giberalin, yang berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman.
d) Manfaat Tambahan dari Mikoriza tehadap Efisiensi Pupuk
     Penggunaan inokulum yang tepat dapat menggantikan sebagian kebutuhan pupuk. Sebagai contoh mikoriza dapat menggantikan kira-kira 50% kebutuhan fosfor, 40% kebutuhan nitrogen, dan 25% kebutuhan kalium.
e) Perbaikan Struktur Tanah.
      Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur merupakan suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah.
f) Meningkatkan Serapan Hara P
     Hal sangat penting, yaitu Mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut fosfat atau bakteri pengikat N. Inokulasi bakteri pelarut fosfat ( PSB) dan mikoriza dapat meningkatkan serapan P
Teknologi penggunaan Pertanian Organik dalam budidaya kacang tanah pada lahan normal
·      Teknologi budidaya kacang tanah secara organik akan maksimal jika dilakukan pada lahan biasa.
·      Teknik budidaya pertanian organik hampir sama dengan budidaya pada umumnya. Hanya memiliki perbedaan pada pengolahan tanah, yaitu:
-     Menggemburkan tanah dengan dibajak hingga menjadi butiran halus.
-     Kemudian menambahkan kapur sebanyak 2 ton per hektar.
-     Kemudian dicampur secara merata dengan tanah yang dibajak.
-     Tanah didiamkan selama 2 hari sebelum masa tanam.
·      Untuk mendapatkan hasil maksimal, gunakan pupuk kandang yang telah matang (melalui proses dekomposisi) dan pupuk kompos sebagai pupuk dasar.
·      Kelebihan teknologi pertanian organik pada budidaya kacang tanah adalah
-     Aman bagi lingkungan sekitar dan tidak merusak ekologi pada lahan
-     Tidak meninggalkan redusi pada tanah

G. KEGIATAN-KEGIATAN YANG PERLU DILAKUAN DALAM MENGKONSERVASI BIODIVERSITAS DENGAN MEMPERHATIKAN SEPULUH PRINSIP KONSERVASI BIODIVERSITAS DALAM LANDSCAPE PERTANIAN DI BUKU “FARMING WITH NATURE” (HAL 158) YANG RINGKASNYA TERSAJI DI TABEL 3.
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam mengkonservasi biodiversitas yaitu :
1.  Konservasi in situ
Konservasi in situ berarti konservasi dari spesies target ‘di tapak (on site)’, dalam ekosistem alami atau aslinya, atau pada tapak yang sebelumnya ditempat oleh ekosistem tersebut. Khusus untuk tumbuhan meskipun berlaku untuk populasi yang dibiakkan secara alami, konservasi in situ mungkin termasuk regenerasi buatan bilamana penanaman dilakukan tanpa seleksi yang disengaja dan pada area yang sama bila benih atau materi reproduktif lainnya dikumpulkan secara acak.
2.  Konservasi ex situ
Konservasi ex situ merupakan metode konservasi yang mengonservasi spesies di luar distribusi alami dari populasi tetuanya. Konservasi ini merupakan proses melindungi spesies tumbuhan dan hewan (langka) dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau terancam dan menempatkannya atau bagiannya di bawah perlindungan manusia.
3.  Partisipasi masyarakat dalam konservasi
Melalui peningkatan kelembagaan pengelolaan kolaboratif dan proses adaptif sangat diperlukan untuk merubah pola konservasi biodiversitas dengan melibatkan masyarakat secara aktif.
4.  Reboisasi
Merupakan sebuah upaya penghijauan kembali hutan yang sudah gundul.
5.  Pendidikan, pelatihan, dan program extensi

Memberikan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga, melestarikan, dan mengonservasi biodiversitas dan ekosistem.

1 komentar:

Welcome to Fiqolbi Blog's

semoga bermanfaat