A.
TEKNIK
BUDIDAYA KACANG TANAH
1. SEJARAH
SINGKAT
Kacang
tanah merupakan tanaman panganberupa semak yang berasal dariAmerika Selatan,
tepatnya berasal dari Brazilia.Penanaman pertama kali dilakukanoleh orang
Indian (suku asli bangsa Amerika).Di Benua Amerika penanamanberkembang yang
dilakukan oleh pendatang dari Eropa.Kacang Tanah ini pertamakali masuk ke
Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina danPortugis.
Nama
lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacangbandung,
kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacangtanah
adalah “peanut” atau “groundnut”.
2.
JENIS TANAMAN
Sistematika kacang
tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan
berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas : Dicotyledoneae atau biji
berkeping dua
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies
: Arachis hypogeae L.;
Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramiticaChod & Hassl ; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis
angustifolia (Chod &Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis
prostrata Benth.; Arachishelodes Mart.;Arachis marganata Garden.; Arachis namby
quaraeHochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.
Varietas-varietas
kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan
berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanahditandai dengan
karakteristik sebagai berikut:
a) Daya hasil tinggi.
b) Umur pendek (genjah)
antara 85-90 hari.
c) Hasilnya stabil.
d) Tahan terhadap
penyakit utama (karat dan bercak daun).
e) Toleran terhadap
kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah
di Indonesia yang terkenal, yaitu:
a) Kacang Brul, berumur
pendek (3-4 bulan).
b) Kacang Cina, berumur
panjang (6-8 bulan).
c) Kacang Holle,
merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietasyang ada.
Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang “Waspada”karena memang berbeda
varietas.
3.
MANFAAT TANAMAN
Di
bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabundan
minyak goreng.Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampaskacang
yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui
fermentasijamur.Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus,
digunakanjuga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan
pangan danpakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak
(40,50%), protein(27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga
mengandung mineralantara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor,
Kalium dan Sulphur.
4.
SENTRA PENANAMAN
Di
tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina,
Nigeria,Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di
Indonesia kacangtanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini
telah ditanam diseluruh Indonesia.
5.
SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
a) Curah
hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan
yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh
lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di
sekitar pertanaman kacang tanah.
b) Suhu
udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal
bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 derajat C. Bila suhunya di bawah 10
derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil
dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c) Kelembaban
udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan
yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman.
d) Penyinaran
sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
5.2.
Media Tanam
a) Jenis
tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah
yanggembur/bertekstur ringan dan subur.
b) Derajat
keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pHantara 6,0–6,5.
c) Kekurangan
air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.Air yang
diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang adadisekitar
lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahanyang tidak
terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacangtanah.
5.3.
Ketinggian Tempat
Ketinggian
tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah padaketinggian
antara 500 m dpl.Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam padaketinggian
tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
6.
PEDOMAN BUDIDAYA
6.1.
Pembibitan
1) Persyaratan
Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik
adalah:
a) Berasal
dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b) Daya
tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c) Kulit
benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d) Murni
atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e) Kadar
air benih berkisar 9-12 %.
2) Penyiapan
Benih
Penyiapan benih kacang
tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Benih
dilakukan secara generatif (biji).
b) Benih
sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c) Benih
yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
d) Benih
diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk olehBalai
Sertifikasi Benih.
e) Perkiraan
kebutuhan benih
6.2.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Pengukuran luas lahan
sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benihyang dibutuhkan.Kondisi
lahan yang terpilih harus disesuaikan denganpersyaratan tanaman kacang tanah.
2) Pembukaan
Lahan
Pembukaan lahan pada
intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macamgulma (tumbuhan
pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuanpembersihan lahan untuk
memudahkan perakaran tanaman berkembang danmenghilangkan tumbuhan inang bagi
hama dan penyakit yang mungkin ada.Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak,
seperti kerbau, sapi, atau pundengan mesin traktor.Pencangkulan dilakukan pada
sisi-sisi yang sulit dijangkauoleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap
untuk ditanami.
3) Pembentukan
Bedengan
Untuk memudahkan
pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuaidengan ukuran yang telah
ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanamcukup 0,5 m dan untuk
lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30–40 meter.Sedangkan untuk tanah
datar, luas bedengan adalah 10 – 20 meter atau 2 x 10meter.Ketebalan bedengan
antara 20–30 cm.
4) Pengapuran
Untuk menaikkan pH
tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam,perlu dilakukan
pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran padasaat pembajakan
adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata.Selambat-lambatnya 1
bulan sebelum tanam.
5) Pemupukan
Pemupukan adalah untuk
menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.Jenis dan dosis pupuk setiap
hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kgditambah TSP=60–90 kg ditambah
KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan padasaat tanam.Pupuk dimasukkan di kanan
dan kiri lubang tugal dan tugal dibuatkira-kira 3 cm.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan
Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah
hujan. Pada tanah yangsubur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan
jarak tanam 40 x 15 cmatau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat
ditanam lebih rapat yaitu40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2) Pembuatan
Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan
jarak seperti yang telahditentukan di atas.
3) Cara
Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih
bermutu tinggi.Masukanbenih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan
tanah tipis.Waktu tanamyang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim
hujan, di lahan sawahdapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau
bulan Juli-September(palawija II).Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu
dilakukan inokulasirhizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4
gram/kg) kemudianbenih langsung ditanam paling lambat 6 jam.
6.4. Pemeliharaan
Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau
tidak tumbuh, untukpenyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang
lain kelihatan tumbuh ±3-7 hari setelah tanam).
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan
penyakit tanaman. Juga agartanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman
liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah
di daerah barisansehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang
barisan tanaman.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk
yang dianjurkan yaituUrea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50
kg/ha. Semuadosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan
kiri lubangtunggal.
5) Pengairan
dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab.Untuk
menjaga kelembaban padamusim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman
berbunga tidak dilakukanpenyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan.
6) Waktu
Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama
tanaman hendaknyadilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan
maupun dosis sesuaidengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut.
7) Pemeliharaan
Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor
pemeliharaan bisa dilakukan, asalkantidak memerlukan biaya yang berarti,
misalnya pemangkasan, perambatan,pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi
lingkungan lahan (dijaga agarmenunjang kesehatan tanaman).
7. HAMA DAN
PENYAKIT
7.1. Hama
a) Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong
akhirnya tanaman layudan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan
intensif, tanamanterserang dicabut dan uret dimusnahkan.
b) Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering.
Pengendalian:penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5
D.
c) Ulat grapyak
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang
secara berkelompok.
Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak,
pergiliran tanaman; (2)penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
d) Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian:
penyemprotan insektisidaBasudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
e) Sikada
Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1)
penanaman serempak,pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25
WP, Lebaycid 500EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.
f) Kumbang daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang,
juga makan pucuk bunga.Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion
50 EC,Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
7.2. Penyakit
a) Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau
Agrimycin, 1 ha membutuhkan0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400
liter/ha.
b) Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan
dimusnahkan, semua tanamaninang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
c) Penyakit bercak daun
Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 %
atau Dithane M 45,atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval
penyemprotan 1minggu atau 10 hari sekali.
d) Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara
rutin 5-10 hari sekali sejaktanaman itu baru tumbuh.
e) Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari
nematodanya, kemudian baru diberiDD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha
per aplikasi.
f) Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang
cendawan.
g) Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan
dibakar serta semua vector penularan harus dibasmi.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman
kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ±3-4 bulan dan umur
panjang ±5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siapdipanen antara
lain:
a)
Batang mulai mengeras.
b)
Daun menguning dan
sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dankeras.
c)
Warna polong coklat
kehitam-hitaman.
8.2. Cara Panen
Pencabutan tanaman,
lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemurmatahari, memilih bila
diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukanpenyimpanan, untuk konsumsi bisa
di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuatberbagai jenis produk makanan.
8.3. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen
yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluassatu hektar produksi
normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Kumpulkan brangkasan
tanaman kacang tanah ditempat strategis.
9.2. Penyortiran
dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda
untuk dipisahkan berdasarkanderajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak
atau busuk untuk dibuang.
9.3. Penyimpanan
a) Penyimpanan
dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalamkarung goni atau
kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yangtempatnya kering.
b) Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
c) Kupas polong kacang
tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacangtanah. Jemur (keringkan)
biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukanke dalam wadah.
9.4. Pengemasan
dan Pengangkutan
Pengemasan bisa
dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkusplastik per 10
kg.Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudahdimasak seperti
kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacangtanah.
Untuk pengangkutan pada
prinsipnya yang pentuing kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak
berubah dari kualitas yang sudah disiapkan.
B.
PERMASALAHAN
DALAM BUDIDAYA KOMODITAS KACANG TANAH
1. Kesenjangan
antara produktifias kacang tanah dengan kebutuhan kacang tanah.
Kebutuhan kacang tanah
dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun peningkatan produksi kacang tanah
masih belum mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Contoh kebutuhan kacang tanah
meningkat sebesar 4,4%, namun peningkatan produksinya hanya 2,5%.
2. Produsen
yang menghasilkan benih kacang tanah masih sedikit sehingga petani menggunakan
benih lokal seadanya.
Hal ini dikarenakan produsen masih cenderung untuk
memproduksi tanaman pangan pokok dibadingkan dengan tanaman kacang-kacangan.
3. Penerapan
teknologi belum sesuai anjuran.
Teknologi yang diterapkan oleh petani masih belum
sesuai dengan aturan yang seharusnya.Disni misalnya penggunaan pupuk yang
berlebihan, tidak sesuai dosis.
4. Saprodi
kurang tersedia pada saat dibutuhkan
Pendistribusian subsidi dari pemerintah masih belum
terealisasikan dengan baik, sehingga pengadaan saprodi seperti pupuk dan atau
benih tidak tersedia saat dibutuhkan.
5. Lahan
usahatani semakin terbatas persaingan dengan komoditi tanaman pangan lainnya.
Kecendrungan konsumen untuk mengkonsumsi nasi,
mengakibatkan kebutuhan akan tanaman pangan yaitu padi semakin meningkat
sehingga petani lebih memilih menanam tanaman pangan daripada tanaman
kacang-kacangan.
6. Kurangnya
permodalan dan prosedur permodalan yang menyulitkan petani.
Dapat
diketahui bahwa petani di Indonesia mayoritas berada pada kelas social menengah
kebawah.Sehingga para petani sulit untuk memiliki modal. Dan apa bila para
petani meminjam modal pada lembaga pengkreditan, syarat-syarat yang diajukan
pun cukup menyulitkan petani, hal ini mengakibatkan petani tidak dapat memulai
kegiatan usaha taninya.
C.
SOLUSI
PETANI
Pada bab sebelumnya
telah dipaparkan mengenai masalah yang dihadapi oleh petani kacang tanah.
Berikut adalah solusi serta upaya yang dilakukan oleh petani:
1. Pemanfaatan
Lahan kering untuk penanaman kacang tanah
Hal tersebut terbukti
bahwa lahan kering memberikan konstribusi dalam peningkatan produksi kacang tanah.
2.
Pengembangan pola tanam
tumpang sari. Misalnya, tumpangsari ubi kayu dan kacang tanah.
3.
Meningkatkan
kinerja petani yang tergabung dalam kelembagaan petani. Karena kelembagaan
merupakan unsur penting dalam penyediaan saprodi dan teknologi sehingga peani
dapat memanfaatkan saprodi dengan baik sehingga dapat melancarkan kegiatan
produksi.
D. SOLUSI
BERDASARKAN LITERATUR
1. Peningkatan
Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui
penerapan dan pengembangan teknologi, perlindungan tanaman dari gangguan OPT,
penurunan kehilangan hasil panen.
2.
Perluasan Areal dan Optimasi Lahan
Perluasan areal dan optimasi lahan dilaksanakan
melalui optimasi lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP), optimasi
lahan pertanian lainnya, dan optimasi lahan terlantar.
3. Penyempurnaan
Manajemen
Strategi ini dilakukan melalui pengembangan kebijakan fiskal, perbaikan
sistem perkreditan pertanian, pengembangan
sistem resi gudang, penguatan petugas
lapangan, pemantapan pola pengadaan saprodi, penataan kebijakan subsidi
pertanian, dan pengembangan kemitraan.
E. RANCANGAN KEGIATAN PERBAIKAN HABITAT PERTANAMAN BAIK DIATAS DAN DIDALAM
TANAH
Manajemen
Habitat
Atas
Tanah.
Ada banyak cara bahwa
habitat atas tanah dapat ditingkatkan
untuk membantu pertumbuhan tanaman yang sehat, stress hama, dan meningkatkan organisme
menguntungkan :
·
Pilih tanaman dan
varietas yang tahan terhadap lokal hama (di samping
kualitas lain seperti hasil, rasa,
dll). Gunakan
kepadatan tanam yang tepat (dan teman tanaman) untuk membantu tanaman tumbuh
dengan penuh semangat, meredakan gulma, dan (dengan tanaman pendamping)
memberikan perlindungan terhadap
hama. Dalam beberapa kasus, campuran dari dua atau lebih dari varietas
tanaman yang sama (satu rentan terhadap hama tetapi dengan
potensi hasil yang lebih tinggi , dan satu yang tahan) telah
menunjukkan potensi untuk meningkatkan total hasil panen untuk
gandum dan beras. Meskipun petani adalah tumbuh tanaman yang
sama, peningkatan keragaman genetic karena menggunakan varietas yang berbeda
(kultivar) tampaknya memberikan
perlindungan. Mungkin ada kemungkinan untuk menanam campuran tanaman lain juga.
·
Tanaman perimeter (trap)
tanaman yang lebih menarik untuk
hama tertentu dibandingkan dengan tanaman ekonomi (s) tumbuh di tengah lapangan
sehingga dapat mencegat masuk serangga.
(Ini telah berhasil dipraktekkan dengan
menanam biru Hubbard squash di perimeter bidang labu musim panas
untuk mencegat bergaris mentimun
kumbang).
·
Membuat batas-batas
lapangan dan zona dalam bidang yang menarik bagi serangga yang menguntungkan.
Hal ini biasanya melibatkan menanam
campuran tanaman berbunga sekitar atau sebagai strip dalam bidang untuk
memberikan tempat tinggal dan makanan bagi beneficials.
·
Gunakan tanaman penutup
rutin untuk beberapa manfaat, seperti menyediakan habitat bagi serangga yang
menguntungkan, menambahkan N dan
bahan organik tanah,
mengurangi erosi dan meningkatkan
infiltrasi air ke dalam tanah, mempertahankan nutrisi dalam tanah, dan banyak
lagi. Hal ini dimungkinkan
untuk memasok semua
nitrogen untuk menggantikan tanaman dengan menumbuhkan sebuah legume cover
crop musim dingin yang kuat, seperti merah semanggi di vetch
Selatan dan berbulu di Utara . Gunakan
rotasi yang kompleks, melibatkan tanaman keluarga yang berbeda,
dan jika mungkin, termasuk tanah tanaman
seperti rumput/semanggi jerami yang tetap tanpa gangguan tanah selama
beberapa tahun .
·
Mengurangi pengolahan.
Ini adalah bagian penting dari pendekatan ekologi pertanian untuk mengubur budidaya residu, meninggalkan
tanah gundul dan lebih rentan terhadap
efek erosif curah hujan, dan pada saat yang sama memecah agregat tanah
alami yang membantu infiltrasi, penyimpanan,
dan drainase presipitasi. (Penggunaan praktek yang mengurangi erosi sangat
penting untuk mempertahankan produktivitas
tanah).
Meningkatkan
Habitat Tanah
Praktek-praktek umum
untuk meningkatkan tanah sebagai tempat untuk akar tanaman dan
organisme menguntungkan untuk berkembang adalah sama untuk semua bidang
dan peternakan dan merupakan fokus dari kami diskusi dalam bab-bab
berikutnya. Namun, pertanyaan yang nyatayang mana yang terbaik dilaksanakan,
dan bagaimana mereka
diimplementasikan pada sebuah peternakan tertentu? Pertanyaan-pertanyaan ini
hanya dapat dijawab dengan mengetahui situasi tertentu serta sumber daya yang
tersedia di pertanian. Namun, banyak
praktek yang diuraikan di bawah ini yang mungkin membuat tanah lingkungan yang
lebih baik untuk pertumbuhan tanaman yang sehat, menekankan hama, dan
meningkatkan organisme menguntungkan :
·
Tambahkan pupuk bahan -
hewan organik, kompos, daun
pohon, tanaman penutup, tanaman rotasi yang meninggalkan sejumlah besar residu,
dll secara teratur.
·
Gunakan berbagai jenis
bahan organik karena mereka
memiliki efek positif yang berbeda pada biologi tanah, kimia, dan sifat fisik.
·
Jaga agar tanah
ditutupi dengan vegetasi hidup dan/atau tanaman residu dengan menggunakan
tanaman penutup , persetan tanaman dalam rotasi, dan/atau persiapan
lahan praktek pengurangan. Hal ini mendorong resapan air, mengurangi erosi, mempromosikan organisme
yang memakan biji gulma, dan
meningkatkan angka mikoriza pada akar tanaman berikut .
·
Mengurangi pemadatan
tanah untuk minimum dengan menjaga off field saat mereka terlalu basah ,
mendistribusikan beban, menggunakan
jalur lalu lintas, dll. Gunakan
praktek untuk memasok kesuburan tambahan sumber, bila diperlukan
, yang lebih cocok dengan gizi ketersediaan
dengan kebutuhan serapan. Hal
ini membantu untuk mengurangi baik gulma dan kerusakan serangga
serta polusi air permukaan dan air
tanah.
·
Untuk tanah di iklim
kering dan semi kering, mengurangi garam dan isi natrium jika
mereka cukup tinggi untuk mengganggu
pertumbuhan tanaman.
·
Evaluasi status kesehatan tanah sehingga Anda dapat melihat perbaikan
dan tahu apa soilimproving lainnya praktek mungkin cocok .
·
Gunakan beberapa
praktik yang meningkatkan habitat tanah. Masing-masing
mungkin memiliki efek positif, tetapi
ada sinergi yang ikut bermain ketika sejumlah praktik - seperti mengurangi
pengolahan tanah dan tanaman
- yang dikombinasikan penutup.
F. TEKNOLOGI YANG BISA DITAWARKAN, BAGAIMANA
DAN DIMANA TEKNOLOGI TERSEBUT SEBAIKNYA DITERAPKAN GUNA MENCAPAI SASARAN HASIL
TANAMAN (ATAU USAHA LAIN) YANG OPTIMAL DAN BERKUALITAS DENGAN MEMBERIKAN DAMPAK
LINGKUNGAN POSITIF YANG TINGGI DAN DAMPAK NEGATIF YANG RENDAH
1. Teknologi
menggunakan Teknik Aplikasi Pupuk Mikroba dan Mikoriza Pada Kacang Tanah Di
Lahan Kering
Teknologi menggunakan
teknik aplikasi pupuk mikroba pada kacang tanah di lahan kering untuk
meningkatkan produktivitas lahan kering dalam meningkatkan produksi kacang
tanah dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yaitu pupuk kandang dan pupuk
mikroba.
Takaran yang digunakan dalam teknologi teknik aplikasi mikroba pada
kacang tanah adalah :
Berbagai takaran pupuk
kimia, pupuk mikroba dan pupuk organik dikombinasikan untuk memperoleh hasil yang maksimum dalam peningkatan
produksi kacang tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Tanpa
NPK+Nodulin+P-Alam (setara ½ takaran rekomendasi SP- 36)+BioPhos+Bio-organik
2t/ha menghasilkan polong kering kacang tanah tertinggi yaitu 1,52 t/ha, hasil
ini meningkat sebesar 25,62% dibandingkan takaran rekomendasi setempat (50
kg/ha Urea, 50 kg/ha SP-36, 100 kg/ha KCl), atau meningkat sebesar 17,83% dibandingkan
takaran petani ((Tanpa pupuk N+30 kg/ha SP-36+30 kg/ha KCl+1 t/ha pupuk
kandang). Populasi bakteri tertinggi dicapai pada perlakuan takaran rekomendasi
(50 ka/ha Urea+50 kg/ha SP36+100 kg/ha KCl) yaitu sebesar 3,23 x 106 spk/g
tanah. Perlakuan Tanpa pupuk N+Nodulin 200 g/ha+BioPhos 200 g/ha+12,5 kg/ha
SP-36+25 kg/ha KCl menunjukkan aktivitas respirasi tertinggi yaitu sebesar
10,88 mgC-CO2/100 g tanah.
Manfaat-manfaat pada tanaman yang
diberikan mikoriza adalah :
a) Peningkatan
Ketahanan terhadap Kekeringan
Tanaman yang
bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dari pada yang tidak bermikoriza. Rusaknya jaringan korteks akibat
kekeringan dan matinya akar tidak akan permanen pengaruhnya pada akar yang
bermikoriza.
b) Lebih Tahan
terhadap Serangan Patogen Akar
Mikoriza dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman melalui perlindungan tanaman dari patogen akar dan unsur
toksik. Dilain pihak, cendawan mikoriza ada yang dapat melepaskan antibiotik
yang dapat mematikan pathogen.
c) Produksi
Hormon dan Zat Pengatur Tumbuh
Telah banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa cendawan mikoriza dapat menghasilkan hormon
seperti, sitokinin dan giberalin. Zat pengatur tumbuh seperti vitamin juga
pernah dilaporkan sebagai hasil metabolisme cendawan mikoriza. Cendawan
mikoriza bisa membentuk hormon seperti auxin, citokinin, dan giberalin, yang
berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman.
d) Manfaat
Tambahan dari Mikoriza tehadap Efisiensi Pupuk
Penggunaan inokulum yang tepat dapat
menggantikan sebagian kebutuhan pupuk. Sebagai contoh mikoriza dapat
menggantikan kira-kira 50% kebutuhan fosfor, 40% kebutuhan nitrogen, dan 25%
kebutuhan kalium.
e) Perbaikan
Struktur Tanah.
Mikoriza merupakan salah satu dari jenis
jamur. Jamur merupakan suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah.
f) Meningkatkan
Serapan Hara P
Hal sangat
penting, yaitu Mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri
pelarut fosfat atau bakteri pengikat N. Inokulasi bakteri pelarut fosfat ( PSB)
dan mikoriza dapat meningkatkan serapan P
Teknologi penggunaan
Pertanian Organik dalam budidaya kacang tanah pada lahan normal
· Teknologi
budidaya kacang tanah secara organik akan maksimal jika dilakukan pada lahan
biasa.
· Teknik
budidaya pertanian organik hampir sama dengan budidaya pada umumnya. Hanya
memiliki perbedaan pada pengolahan tanah, yaitu:
- Menggemburkan
tanah dengan dibajak hingga menjadi butiran halus.
- Kemudian
menambahkan kapur sebanyak 2 ton per hektar.
- Kemudian
dicampur secara merata dengan tanah yang dibajak.
- Tanah
didiamkan selama 2 hari sebelum masa tanam.
· Untuk
mendapatkan hasil maksimal, gunakan pupuk kandang yang telah matang (melalui
proses dekomposisi) dan pupuk kompos sebagai pupuk dasar.
· Kelebihan
teknologi pertanian organik pada budidaya kacang tanah adalah
- Aman
bagi lingkungan sekitar dan tidak merusak ekologi pada lahan
- Tidak
meninggalkan redusi pada tanah
G. KEGIATAN-KEGIATAN YANG PERLU DILAKUAN DALAM
MENGKONSERVASI BIODIVERSITAS DENGAN MEMPERHATIKAN SEPULUH PRINSIP KONSERVASI
BIODIVERSITAS DALAM LANDSCAPE PERTANIAN DI BUKU “FARMING WITH NATURE” (HAL 158)
YANG RINGKASNYA TERSAJI DI TABEL 3.
Kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan dalam mengkonservasi biodiversitas yaitu :
1. Konservasi in
situ
Konservasi in situ berarti
konservasi dari spesies target ‘di tapak (on site)’, dalam ekosistem alami atau
aslinya, atau pada tapak yang sebelumnya ditempat oleh ekosistem tersebut.
Khusus untuk tumbuhan meskipun berlaku untuk populasi yang dibiakkan secara
alami, konservasi in situ mungkin termasuk regenerasi buatan bilamana penanaman
dilakukan tanpa seleksi yang disengaja dan pada area yang sama bila benih atau
materi reproduktif lainnya dikumpulkan secara acak.
2. Konservasi ex situ
Konservasi ex situ merupakan
metode konservasi yang mengonservasi spesies di luar distribusi alami dari
populasi tetuanya. Konservasi ini merupakan proses melindungi spesies tumbuhan
dan hewan (langka) dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau
terancam dan menempatkannya atau bagiannya di bawah perlindungan manusia.
3. Partisipasi masyarakat dalam konservasi
Melalui peningkatan kelembagaan
pengelolaan kolaboratif dan proses adaptif sangat diperlukan untuk merubah pola
konservasi biodiversitas dengan melibatkan masyarakat secara aktif.
4. Reboisasi
Merupakan sebuah upaya
penghijauan kembali hutan yang sudah gundul.
5. Pendidikan, pelatihan, dan program extensi
Memberikan pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan kepada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga,
melestarikan, dan mengonservasi biodiversitas dan ekosistem.
Mari ber-investasi dengan menanam sengon solomon jaguar.
BalasHapus