Selasa, 01 Oktober 2013

SURVEY PASAR PADA KOMODITAS TOMAT DAN KETAN PUTIH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam upaya penguatan ekonomi rakyat, industrialisasi pertanian merupakan syarat keharusan (necessary condition), yang menjamin iklim makro yang kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat yang sebagian besar berada pada kegiatan ekonomi berbasis pertanian. Untuk penguatan ekonomi rakyat secara nyata, diperlukan syarat kecukupan (sufficient condition) berupa pengembangan organisasi bisnis petani yang dapat merebut nilai tambah yang tercipta pada setiap mata rantai ekonomi dalam industrialisasi pertanian (Bungaran Saragih, 2001a). Organisasi bisnis di pedesaan ini berfungsi sebagai lembaga pemasaran produk pertanian.
Sistem pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembaga lembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas (Gumbira Sa'id, E. dan A. Harizt Intan, 2001).
Sistem pemasaran pertanian mencakup banyak lembaga, baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, baik yang terlibat dan terkait secara langsung maupun yang tidak terlibat atau terkait langsung dengan operasi sistem pemasaran pertanian. Sistem pemasaran yang kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam upaya memaksimalkan tingkat konsumsi kepuasan konsumen, pilihan konsumen, dan mutu hidup masyarakat (Downey. W David dan Steven P. Erickson, 1987).

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian Pemasaran Hasil Pertanian
1.2.2 Macam Pendekatan Untuk Menganalisis Permasalahan Pemasaran
1.2.3 Konsep Struktur Pasar


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran Hasil Pertanian
            Pemasaran hasil pertanian adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan      untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.Sedangkan menurut  Kohls dan Downey, pemasaran hasil pertanian adalah  pelaksanaan dari semua kegiatan usaha yang terlibat dalam arus komoditas komoditas dan pelayanan dari titik awalnya produksi pertanian sampai di tangan konsumen yang terakhir. Fungsi pemasaran bertujuan untuk mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), dan kepemilikan (possession). Berdasarkan fungsi tadi, maka pemasaran termasuk kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan (Utility), yaitu proses untuk menciptakan barang dan jasa yang lebih berguna. Sebagai suatu sistem, pemasaran pertanian mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.Sistem pemasaran pertanian mempunyai tujuan spesifik yang ingin dicapai, ada kriteria normatif dari masyarakat.
2. Untuk mencapai tujuan mempunyai komponen yang melaksanakan bebagai fungsi : transportasi, prosesing, grading, standarisasi dan informasi pasar.
3.Sistem pemasaran mempunyai dimensi ruang dan waktu.
4. Sistem pemasaran membutuhkan pengaturan atas keberadaan fungsi pemasaran

2.2 Macam Pendekatan Untuk Menganalisis Permasalahan Pemasaran
1. Pendekatan Komoditi (commodity approach)
            Pendekatan komoditi meliputi karakteristik dari produk, situasi penawaran dan
permintaan di dalam negeri dan internasional, tingkah laku konsumen dalam hubungannya dengan produk yang spesifik dan harga di berbagai level. Pendekatan ini sering digunakan untuk mempelajari permintaan pasar, tren harga dll.

2. Pendekatan Kelembagaan (institutional approach)
Pendekatan ini merupakan mtode untuk menganalisis berbagi lembaga atau organisasi yang terlibat dalam struktur di lembaga tersebut dalam proses pemasaran. Memindahkan barang dari produsen ke konsumen butuh pedagang perantara. Pedagang perantara bisa betindak sebagai : propietor (pemilik), partnership (mitra). Pedagang perantara (khusus komoditi pangan) dapat diklasifkasikan :
1. Contract buyers (penebas)
2. Grain millers (melakukan pasca panen)
3. Whole salers (pembeli beras dari penggilingan)
Ada dua macam pedagang perantara yang hanya menjual jasa untuk membantu jalannya
transaksi : 1. Commission agent 2. Broker

3. Pendekatan Funsional (functional approach)
            Pendekatan fungsional merupakan metode untuk mempelajari sistem pemasaran dengan mengklasifikasikan proses pemasaran berdasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan fungsinya. Kegunaan pendekatan ini : mengidentifikasi masing-masing pelaku pasar dan fungsi yang dilakukannya. Untuk mengetahui biaya pemasaran menjelaskan perbedaan biaya pemasaran membantu memperbaiki penampilan proses pemasaran

4. Pendekatan Analitis (analytical approach)
Pendekatan ini dilakukan untuk mengukur penampilan pasar (market performance)
Ada 3 sumber ketidakefisienan :
1) Panjangnya saluran pemasaran
2) Tingginya biaya pemasaran
3) Kegagalan pasar
Secara umum efisiensi pemasaran dapat diukur berdasarkan rasio antara input dan output.
Input meliputi (tenaga kerja, mesin, energi dll),output meliputi (waktu, bentuk, tempat dan kepemilikan). Dua macam pengukuran efisiensi
1.      Operational efficiency : untuk mengukur suatu fasilitas yang digunakan dalam melaksanakan sistem pemasaran
2.       Pricing efficiency : didasarkan pada asumsi pasar kompetitif yang efisien harga yang terjadi mencerminkan biaya yang dikeluarkan contoh : efisiensi biaya penyimpanan dapat diukur melalui apakah jumlah antara harga pembelian dan biaya gudang lebih kecil dari pada harga jual.

5. Pendekatan SCP (SCP approach)
Pendekatan ini pertama diperkenalkan oleh J.S. Bain 1964 yang didasarkan pada tiga hal yang berkaitan (structure(struktur), conduct(perilaku), dan performance(penampilan) pasar) Struktur pasar akan mempengaruhi tingkah laku pasar, selanjutnya tingkah laku perusahaan di pasar akan mempengaruhi penampilan pasar. Pendekatan SCP banyak dikritisi oleh beberapa ahli seperti Scherer (1990), kalau terlalu bersifat deterministik untuk memahami fungsi ketidaksempurnaan pasar. Suatu kondisi yang sering terjadi di Negara sedang berkembang seperti Indonesia. Model SCP dinamik, Model diasumsikan mempunyai hubungan interdepensi atau simultan diantara struktur pasar, perilaku pasar dan penampilan pasar. Struktur pasar dan tingkah laku pasar akan mempengaruhi penampilan pasar. Begitu pula sebaliknya penampilan pasar akan mempengaruhi struktur dan tingkah laku pasar dalam jangka panjang.

Model Dinamik yang diturunkan dari pendekatan (Structure Conduct Performance)

6. Pendekatan Manajemen Pemasaran (maketing management approach)
            Pendekatan manajemen pemasaran adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program-program
yang membantu mereka dalam memuaskan konsumen dan menciptakan keuntungan.

2.3 Konsep Struktur Pasar
            Struktur pasar adalah karakteristik organisasi yang menentukan hubungan antara berbagai penjual di pasar,pembeli di pasar,antara penjual pembeli,antara penjual yang menguasai pasar dengan kekuatan pemasok barang lainnya. Dengan kata lain struktur pasar membahas karakteristik organisasi dari suatu pasar yang mempengaruhi tingkat persaingan dan penentuan harga di pasar. Melalui struktur pasar akan diketahui apakah suatu pasar akan mengarah mempunyai struktur persaingan sempurna atau persaingan tidak sempurna.
Kriteria untuk menentukan struktur pasar yaitu:
1.      Tingkat konsentrasi pembeli dan penjual
2.      Tingkat diferensiasi produk
3.      Kondisi untuk masuk pasar
4.      Tingkat pengetahuan pasar
5.      Tingkat integrasi dan diversifikasi

Suatu pasar terdiri dari seluruh perusahaan dan individu yang ingin dan mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu. Karakteristik pasar yang paling penting adalah jumlah dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual serta tingkat diferensiasi produk. Secara tradisional, pasar dibagi menjadi empat macam, yaitu:
·         Persaingan Sempurna adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap individu tersebut (pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk tersebut. Para pembeli dan penjual secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga (price takers). Tidak ada perusahaan yangmenerima laba di atas normal dalam jangka panjang dalam pasar persaingan sempurna ini. Persaingan sempurna akan terjadi jika produsen-produsen secara individual di pasar tidak bisa mempengaruhi harga. Para produsen tersebut bertindak hanya sebagai penerima harga (price taker). Ketiadaan pengaruh terhadap harga tersebut memerlukan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Jumlah pembeli dan penjual banyak. Setiap perusahaan dalam suatu industri kecil hanya menghasilkan suatu bagian yang sangat kecil dibandingkan jumlah output industri secara keseluruhan dan setiap pembeli hanya membeli suatu bagian yang sangat kecil pula dari output total tersebut.
2) Produk yang homogen. Output dari masing-masing perusahaan persis sama dengan output perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tersebut.
3) Bebas keluar-masuk pasar.Perusahaan-perusahaan tidak dihambat untuk memasuki atau keluar dari industri tersebut.
4) Penyebaran informasi yang sempurna. Informasi mengenai biaya, harga dan kualitas diketahui oleh semua pembeli dan penjual di pasar.
·         Monopoli adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen tunggal. Suatu perusahaan yang monopolistik secara serentak bisa menentukan harga produk dan jumlah outputnya. Bagi sebuah monopoli adalah mungkin untuk memperoleh laba di atas normal, bahkan dalam jangka penjang sekalipun.
·         Persaingan Monopolistik adalah pasar yang sangat mirip dengan persaingan sempurna, tetapi sedikit dibedakan dengan persaingan sempurna karena dalam persaingan monopolistik ini konsumen mengetahui perbedaan-perbedaan di antara produk dari perusahaan-perusahaan yang berbeda. Seperti halnya dalam persaingan sempurna, maka dalam persaingan monopolistik ini laba di atas normal hanya bisa diperoleh dalam jangka pendek.

·         Oligopoli adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi lagi menjadi oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk tidak dibakukan (unstandardized), misalnya mobil, dan oligopoli tak terdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produk dibakukan, misalnya baja. Dalam oligopoli ini, keputusan-keputusan mengenai harga dan output dari perusahaan-perusahaan yang ada tergantung satu sama lain. Hal tersebut berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan lainnya akan bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke dalam masalah pembuatan keputusan mengenai harga dan output perusahaan-perusahaan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome to Fiqolbi Blog's

semoga bermanfaat