TUGAS MATA KULIAH
PERTANIAN BERLANJUT ASPEK TANAH
“APLIKASI GIS UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PERTANIAN
BERLANJUT DI SKALA BENTANG LAHAN”
Aris
Budiman
115040100111005
Kelas
B
PROGAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2013
1. Pengertian
GIS
Menurut Murai dalam Prayitno (2000) GIS (Geographical
Information System) merupakan Sistem informasi yg digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan
data bereferensi geografis atau data geospasial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan,
sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota,dan pelayanan umum
lainnya.
Menurut ESRI (1990), GIS sebagai suatu kumpulan yang
terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan
personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi
yangber-referensi geografi.
Sistem
Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System (GIS), seiring
dengan perkembangan teknologi adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk
mengelola, menganalisis dan menampilkan informasi geografis (ESRI, 2004). GIS
menawarkan suatu sistem yang mengintegrasikan data yang bersifat
keruangan (spatial) dengan data tekstual yang merupakan diskripsi menyeluruh
tentang obyek dan mempermudah pengguna menyebar luaskan kaitannya dengan obyek
lain di ruang muka bumi. Dengan sistem ini data dapat dikelola dan dimanipulasi
untuk keperluan analisis secara menyeluruh dan sekaligus menampilkan hasilnya dalam
berbagai format baik dalam bentuk peta maupun berupa tabel atau laporan
(Asmarul A, 2000).
GIS
ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara cepat.
Misalnya dalam mengetahui seberapa besar kerusakan yang diakibatkan tsunami di
Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan jarak jauh lewat satelit dapat
memberitakan secara cepat perbedaan ujung utara pulau Sumatera itu sebelum dan
sesudah terjadinya tsunami.
Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari
data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS.
Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio GIS dengan software tertentu
sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang
berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan
user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan.
2. Contoh Aplikasi GIS di Bidang Pertanian untuk Kegiatan :
- Pemantauan produksi dibidang pertanian
Aplikasi GIS di
bidang pertanian sangat dibutuhkan guna mendapatkan hasil produksi yang
maksimal dan memuaskan. Aspek – aspek yang biasanya menggunakan aplikasi GIS
adalah pada bagian pemetaan atau peletakan komoditas yang sesuai dengan keadaan
lahan pertanian tersebut.
Peningkatan produksi dengan masukan bahan kimia yang
rendah, seperti pemupukan, sangat diperlukan karena sejak tahun 1980 kegiatan
pertanian untuk produksi pangan yang tidak terkontrol menjadi penyebab
pencemaran lingkungan. Sebagai contoh aplikasi pupuk nitrogen dan
fosfor yang berlebihan menjadi penyebab terjadinya pemanasan global dan hujan
asam. Salah satu masalah utama yang dihadapi bagi kehidupan manusia
adalah pencemaran air tanah oleh nitrogen nitrat.
Modeling produksi tanaman merupakan salah satu contoh
aplikasi SIG di bidang pertanian . Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan
suatu mekanismeyang mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang
dikembangkan atau digunakan dalam penelitian pertanian. Monitoring kondisi
tanaman pertanian sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panen
berperan penting dalam menganalisis produksi musiman. Informasi hasil panen
yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan oleh departemen pertanian berbagai
negara.
Aplikasi GIS juga sangat membantu dalam memantau
keadaan – keadaan di sekitar wilayah pertanian tersebut, misalnya dalam
mengetahui wilayah – wilayah yang terserang hama atau penyakit, wilayah –
wilayah yang telah siap diproduksi Pemantauan ini dilakukan dari jarak jauh
dengan menggunakan aplikasi dengan sistem monitoring.
- Penilaian resiko usaha pertanian
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola
sumberdaya pertanian dan perkebunan skala kawasan yang luas secara optimal
dengan resiko gagal tanam dan gagal panen minimum. GIS menetapkan masa tanam
yang tepat, memprediksi masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan
melakukan perhitungan secara tahunan terhadap debit, curah hujan dan scenario
pola tanam dan jenis tanam yang paling menguntungkan secara ekonomi dan teknis.
Dalam teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk
memetakan keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam
teknologi pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini
telah dikembangkan oleh Thailand. Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh
informasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan
asal bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaan pengalengan jagung
menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahan baku dan ada kode-kode yang dapat dicek oleh
konsumen untuk mengetahui asal bahan baku. Selain itu, GIS juga dapat
dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan
data-data yang dimasukkan dalam GIS.
Penilaian risiko bisnis dilakukan dengan mengukur
nilai penyimpangan yang terjadi. Menurut (Anderson et al., 1977;
Elton dan Gruber, 1995; dan Fariyanti, 2008) terdapat beberapa ukuran risiko di
antaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation),
dan koefisien variasi (coefficient variation). Secara praktis pengukuran varian
dari penghasilan (return) merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return
dengan ekspektasi return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian (Elton
dan Gruber, 1995). Sedangkan standar deviasi dapat diukur dari akar kuadrat
dari nilai varian. Sementara itu, koefisien variasi dapat diukur dari
rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan (expected return) dari
suatu aset. Penghasilan (return) yang diperoleh dapat berupa pendapatan,
produksi atau harga. Koefisien variasi menunjukkan variabilitas return dan
biasanya dihitung sebagai nilai persentase. Jika data penghasilan yang
diharapkan (expected return) tidak tersedia dapat digunakan nilai rata-rata
return.
Pelaku bisnis termasuk petani harus berhati-hati dalam
menggunakan varian dan standar deviasi untuk meperbandingkan risiko, karena
keduanya bersifat absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya
dengan hasil yang diharapkan. Untuk membandingkan aset dengan return
yang diharapkan, pelaku bisnis atau petani dapat menggunakan koefisien
variasi. Nilai koefisien variasi merupakan ukuran yang sangat tepat
bagi petani sebagai pengambil keputusan dalam memilih salah satu alternatif
dari beberapa kegiatan usaha untuk setiap return yang
diperoleh. Dengan menggunakan ukuran koefisien variasi, perbandingan
di antara kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama, yaitu risiko
untuk setiap return.
- Pengendalian hama dan penyakit
Penerapan SIG pada bidang pertanian dan khususnya pada
bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan. Contohnya adalah pemetaan penyebaran
penyakit di beberapa wilayah baik itu penyakit lama atau merupakan penyakit
baru sehingga dengan pemanfaatan GIS dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang
Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan
pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemanfaatan GIS
serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi.
- Pemantauan budidaya pertanian
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola
sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman,
pepohonan, atau saluran air. GIS dapat digunakan untuk pemantauan dalam tahap
budidaya tanaman seperti dalam menetapkan masa panen, mengembangkan sistem
rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah
yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan
dalam masa depan. GIS membantu inventarisasi data – data lahan perkebunan tebu
menjadi lebih cepat dianalisis, seperti pada proses pembibitan, proses
penanaman yang dapat dikelola oleh pengelola kebun.
Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita
dapat mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi mengenai
lingkungan tumbuh di lapang, mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah
dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan sumber daya, irigasi,
mengetahui kebutuhan pupuk, menentukan posisi lahan, monitoring lingkungan, dan
lain sebagainya. GIS juga dapat digunakan untuk membuat peta persebaran tanaman
pangan dalam suatu wilayah, peta persebaran komoditi hortikultura, jenis tanah,
dan lain sebagainya.
- Pengelolaan sumberdaya air
GIS bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan
secara otomatis. GIS hanya sebuah sarana untuk mengambil data, menganalisanya,
dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk mendukung proses pengambilan
keputusan. Teknologi GIS irigasi dapat membantu berbagai kegiatan pekerjaan
seperti keputusan luas tanam aman berdasarkan informasi debit, membantu
memecahkan masalah yang berkatan dengan kekeringan, atau keputusan tentang
lokasi jaringan irigasi mana yang perlu direhabilitasi. GIS juga bisa digunakan
untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi bendung baru yang memiliki
sedikit mungkin dampak lingkungan atau minimal dalam pembebasan lahan
pemukiman, berada di lokasi yang memilki resiko paling sedikit, dan berada pada
posisi topografi yang optimal untuk mengairi arel yang paling luas.
Rice Irrigation Management System (RIMS) di Tanjung
Karang, Malaysia Sistem ini dikembangkan oleh Eltaeb Saeed, Rowshon,
M.K., Amin, M.S.M. Tujuan pembangunan RIMS yang didukung teknologi GIS
(Geographic Information System) adalah untuk melakukan efisiensi penggunaan air
dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian. Teknologi GIS berfungsi untuk
menyimpan data ke dalam basis data komputer sehingga memungkinkan untuk
melakukan analisa wilayah geografi dalam hal ini wilayah yang dilalui saluran
irigasi. Kemampuan sistem RIMS yang menggunakan teknologi GIS dapat
mengembangkan manajemen air dengan baik. Sistem RIMS diterapkan di wilayah
irigasi Tanjung Karang, Malaysia.
Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air yang
baik mutlak diperlukan untuk menjaga kelestariannya. Untuk itu dipelukan
informasi yang memadai yang bisa digunakan oleh pengambil keputusan, termasuk
diantaranya informasi spasial. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
teknologi spasial yang sedang berkembang saat ini. Sebagaian besar aplikasi SIG
untuk pengelolaan sumberdaya air masih sangat kurang di negara Indonesia
meskipun perkembangan SIG sudah maju pesat di negara-negara
lain. Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan terpadu
mulai dari sumber air sampai dengan pemanfaatannya. Informasi secara spasial
akan sangat membantu pada proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan
sumberdaya air.
- Kajian biodiversitas bentang lahan untuk
kegiatan pertanian berlanjut
Dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati,
menentukan area prioritas dan hotspot dari kerafaman hayati adalah hal paling
mendasar. Aplikasi SIG untuk ini, baik di
negara maju maupun di negara berkembang, sudah cukup banyak. Hutan tropis
mempunyai peranan yang signifikan dalam perubahan iklim global. SIG merupakan
alat yang sangat berguna dalam penelitian perubahan iklim, yaitu dalam hal
pengorganisasian data, dalam bentuk basisdata global, dan kemampuan
analisaspasial untuk pemodelan. Aplikasi SIG untuk penelitian perubahan iklim
berkembang pesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat terbatas.
Basisdata spasial akan semakin penting dalam hal mendukung pengambilan
keputusan yang berkaitandengan pengelolaan hutan. Beberapa basis data global
yang mencakup area hutan tropis sudah tersedia, yaitu meliputi basis data
topografi, hutan tropis basah, iklim global, perubahan iklim global, citra
satelit, konservasi dan tanah.
3. Penjelasan aplikasi tersebut terkait dengan
dimana kegiatan tersebut dilakukan, pada sistem pertanian yang bagaimana
penerapkan GIS tersebut dilakukan, macam data spatial apa saja yang dibutuhkan
dalam menyusun contoh tersebut, bagaimana manfaat penerapan GIS tersebut dalam
menjalankan sistem pertanian.
- Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari
data citra, data lapangan,survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS.
Selanjutnya diolah dilaboratorium atau studio SIG dengan software tertentu
sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang
berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan
user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan user.
- Komponen SIG
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi
ke dalam lima komponen utama, yaitu:
o Perangkat keras (Hardware)
o Perangkat lunak (Software)
o Pemakai (User)
o Data
o Metode
Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada
prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:
- Data spasial
Data yang berkaitan dengan aspek
keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi.
Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format
digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk
image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
- Data non-spasial
Data non-spasial disebut juga data atribut, yaitu data
yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan
posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari
Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan
peta digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo
merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis danpemetaan yang
dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam
memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data
secara geografis.
- Pemanfaatan Aplikasi GIS di Bidang Pertanian
Aplikasi GIS atau Geographical Information System,dan
jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG
atau Sistem Informasi Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang
untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi
atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan
khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja.GIS ini
sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara cepat. Misalnya dalam mengetahui seberapa besar
kerusakan yang diakibatkan tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan
jarak jauh lewat satelit dapat memberitakan secara cepat perbedaan ujung utara
pulau Sumatera itu sebelum dan sesudah terjadinya tsunami. Secara garis besar,
yang dapat dilakukan GIS dalam bidang pertanian adalah mencakup inventarisasi,
manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan
sebagainya. Yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah:
a. Mengelola Produksi Tanaman GIS
dapat digunakan untuk membantu mengelola sumber daya pertanian danperkebunan
seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Kita dapat
menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen,mengembangkan sistem rotasi tanam,
dan melakukan perhitungan secara tahunan
terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan,penanaman,
atau teknik yang digunakan dalam masa panen.
b. Mengelola Sistem Irigasi Kita
dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari
tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem,
katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
c. Perencanaan dan riwayat manajemen
pertanahan serta integrasinya dengan sistem hukum dan integrasinya dengan
manajemen basis data relasional sistem-sistem. ArcView, aplikasi untuk GIS
penggunaan GIS ini biasanya dengan aplikasi tertentu. Yang paling umum dipakai
adalah ArcView.Walaupun saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum
umum dipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan
akibat bencana alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian
akan makin sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau
aplikasi komputer, namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan pertanian, pemetaan lahan, pencatatan
kegiatan harian di kebun menjadi database, perencanaan system dan
lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan ulang pengelolaan
pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.
4. Uraian bagaimana peluang masing-masing contoh
tersebut diterapkan di salah satu sistem pertanian di Indonesia menuju
penerapan pertanian berlanjut.
Teknologi Informasi Komunikasi merupakan faktor yang
sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Teknologi informasi mempunyai tiga
peranan pokok:
1. Instrumen dalam
mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
2. Produk dan jasa
teknologi informasi merupakan komoditas yang mampu memberikan peningkatan
pendapatan baik bagi perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk
devisa hasil eksport jasa dan produk industry telematika.
3. Teknologi
informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan
sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah
nusantara.
Kesadaran pentingnya Teknologi Komunikasi dan
Informasi yang biasanya disebut ICT(Information and Communicatinn Technologi),
bukan hanya monopoli kalangan pengusahabesar saja tetapi juga bertumbuh di
kalangan pengusaha kecil dan kekuatan-kekuatan masyarakat lain, seperti
Koperasi, Kelompok Tani, dan Masyarakat biasa. ICT diyakini berperan penting
dalam pengembangan bisnis, kelembagaan organisasi, dan juga mampu mendorong
percepatan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.
Manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam mendukung pembangunan pertanian
berkelanjutan di antaranya adalah:
- Mendorong terbentuknya jaringan informasi
pertanian di tingkat lokal dan nasional.
Membuka akses petani terhadap informasi pertanian
untuk:
o
Meningkatkan peluang potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya;
o
Meningkatkan
kemampuan petani dalam meningkatkan posisi tawarnya
o
Meningkatkan
kemampuan petani dalam melakukan diversifikasi usahatani dan merelasikan
komoditas yang diusahakannya dengan input yang tersedia, jumlah produksi yang
diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output.
- Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan,
pengelolaan dan pemanfaatan informasi pertanian secara langsung maupun
tidak langsung untuk mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal.
- Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di
tingkat lokal (indigeneous knowledge) yang dapat diakses secara lebih luas
untuk mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal.
5. Pembahasan Umum dan Kesimpulan
Dalam
dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus
berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus
dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama
di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam
dunia pertanian. Dalam menghadapiera globalisasi pembangunan pertanian
berkelanjutan tidak terlepas dari pengaruh pesatnya perkembangan iptek termasuk
perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan Aplikasi
GIS di bidang pertanian sangat dibutuhkan guna mendapatkan hasil produksi yang
maksimal dan memuaskan. Aspek – aspek yang biasanya menggunakan aplikasi GIS
adalah pada bagian pemetaan atau peletakan komoditas yang sesuai dengan keadaan
lahan pertanian tersebut.
Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor
pertanian akan menuju pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan
informasi pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat memberikan informasi
yang tepat kepada petani dalam proses pengambilan keputusan berusahatani untuk
meningkatkan produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani
dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang
secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka. Informasi
pemasaran, praktek pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit dan hama tanaman/ternak,
ketersediaan transportasi, informasi peluang pasar dan harga pasar input maupun
output pertanian sangat penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. Pemberitaan Penulisan Jurnal dan
Popular. Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Pusat Penelitian dan Agroklimat. Bogor. p: 65-72
Burrough, PA; McDonell, R.; Principles of
Geographical Information Systems . Oxford, London, Routledge
Martin, D. (1995). Geographic Information Systems: Socioeconomic
Applications.
Murai, Sunji (2000) Lecture Notes; Caravan
Workshop on GIS, RS and GPS data Utilization, Bandung 16-22 Oxford
University Press, 1998
Radite, P.A.S., M Umeda, M. Iida, M. Khilael,
2000. Application of variable rate technology for
granularfertilizer on rice cultivation.CIGR paper No.R3109. The XIV Memorial
CIGR World Congress 2000, Tsukuba, Japan., Nov.28-Dec 01, 2000
Senawi. 1999. Evaluasi dan Tata Guna Lahan Hutan.
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
How To Play Slots at a Casino | drmcd
BalasHapusYou 부천 출장샵 can 포천 출장샵 play slots in 진주 출장샵 various casinos, though the best casino for all types of slots is 사천 출장샵 the Wild West Gold. This includes both 삼척 출장안마 land based slots and