Kamis, 01 Maret 2012


TUGAS DASAR KOMUNIKASI
“ BELAJAR DARI PETANI  SRI ORGANIK SUKSES ”



Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5VZwbYJqR3mgEci4gnHnrWSQLZjZBrhobtOOde3aqTWconSXtxb2QqH-yo9ZSnhDxHyVPRXiW_7fOnY_ck4YmtQQhDRVzxv32Qp1-CTIXgRktpueyN7IwkeHpRfJi4PnCXty4gNzwbYE0/s320/logo_fp.jpg


Oleh :

        Nama      : Aris Budiman
        NIM        : 115040100111005
        Kelas       :  D





PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011

Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut (Dosen Agustina Zubair Pengantar Ilmu Komunikasi)
            Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
            Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory)
            Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Berelson dan Stainer, 1964)

Unsur-unsur Komunikasi

·         Sumber
Sumber adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator (Lasswell, 1960).

·         Komunikator
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya.
Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari :
(a) satu orang;
(b) banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang;
(c) massa
(Lassawell, 1960)


·         Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) :
(1) oral (komunikasi yang dijalin secara lisan);
(2) written (komunikasi yang dijalin secara tulisan).
Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) :
(1) gestural communication (menggunakan sandi-sandi 
à bidang kerahasiaan) (Lassawell, 1960)

·         Channel atau Stasiun
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll) (Lassawell, 1960).

Fungsi Komunikasi

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, …, negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
1. Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.
2. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.
3. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Pembahasan Tentang Sumber

Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator (Lasswell, 1960).
Seperti keterangan diatas bahwa sumber itu bisa berasal dari siapa saja yang pelaku/pihak utamannya mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi disini saya mengambil sumber dari Kisah Sukses Kader Petani SRI Organik: Dari ilegal logger ke best farmer. Berikut cerita kisahnnya.

Mengapa SRI-Organik

Pola pertanian padi SRI Organik (beras organik/organic rice) ini merupakan gabungan antara metoda SRI (System of Rice Intensification) yang pertamakali dikembangkan di Madagascar, dengan pertanian organik. Metode ini dikembangkan dengan beberapa prinsip dasar:
·         Pemberian pupuk organik
·         Peningkatan pertumbuhan akar tanaman dengan pengaturan pola penanaman padi yaitu dengan jarak yang renggang.
·         Penggunaan bibit tunggal tanpa dilakukan perendaman lahan persawahan.
Pemilihan pengembangan pola tanam padi SRI Organik untuk menghasilkan beras organik (organic rice) yang juga termasuk sebagai beras sehat (healthy rice) berdasarkan pertimbangan beberapa hal berikut :
·         Aspek lingkungan yang baik dengan tidak digunakannya pupuk dan pestisida kimia, serta menggunakan sedikit air (tidak direndam) sehingga terjadi penghematan dalam penggunaan air.
·         Aspek kesehatan yang baik yaitu tidak tertinggalnya residu kimia dalam padi/beras akibat dari pupuk/pestisida kimia juga terjaganya kesehatan para petani karena terhindar dari menghirup uap racun dari pestisida kimia.
·         Produktifitas yang tinggi sebagai hasil dari diterapkannya prinsip penanaman SRI. Untuk lahan yang sudah mulai pulih kesuburan tanah dan ekosistem sawahnya, hasil yang diperoleh bisa mencapai lebih dari 10 ton/hektar dimana dari benih tunggal bisa menghasilkan sampai lebih dari 100 anakan (malai).
·         Kualitas yang tinggi, beras organik (organic rice) yang juga merupakan beras sehat (healthy rice) selain tidak mengandung residu kimia juga aman dikonsumsi oleh para penderita diabet, penyakit jantung, hipertensi dan beberapa penyakit lainnya.
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai metode pertanian SRI Organik, selanjutnya penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan sistem tersebut akan dijelaskan secara terpisah.
Metode Pertanian Padi System of Rice Intensification (SRI)
SRI (system of rice intensification) dikembangkan di Madagascar 20 thn yang lalu oleh Fr. Henri de Laulanié, S.J., yang menghabiskan waktu selama 34 tahun bekerja bersama petani, mengamati, bereksperimen, dan juga mendapatkan ‘keberuntungan’ pada tahun 1983-1984. Metoda ini dikenal juga dengan nama Metoda Madagascar. Pada tahun 1994 Tefy Saina (lembaga swadaya masyarakat) dan CIIFAD (Cornel International Institute for Food and Agriculture Development) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD khususnya dari Prof. Norman Uphoff, SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di China dan AARD (Agency for Agriculture Research and Development) di Indonesia melakukan percobaan pertama di luar Madagascar pada tahun 1999.
Prinsip Utama SRI:
·         Top of Form
·         Bottom of Form
·         Penanaman bibit muda (8-12 hari setelah berkecambah)
·         Jarak penanaman yang lebar (minimal 25cm x 25 cm, 1 bibit per titik)
·         Menghindari trauma pada bibit saat penanaman (penanaman maks. 30 menit setelah bibit di ambil dari penyemaian)
·         Penanaman padi secara dangkal
·         Manajemen Air (Tanah dijaga terairi dengan baik, tidak terus menerus direndam dan penuh, hanya lembab)
·         Meningkatkan aerasi tanah dengan pembajakan mekanis
·         Menjaga keseimbangan biologi tanah (Penggunaan Pupuk dan Pestisida Organik
Perbedaan paradigma dengan konsep revolusi hijau melalui intensifikasi pertanian, dalam revolusi hijau:
·         Mengubah potensi genetik dari tanaman,
·         Meningkatkan penggunaan input-input eksternal (lebih banyak air, lebih banyak pupuk, insektisida, dll).
Pada awalnya metode ini cukup sukses meskiun dengan biaya produksi yang tinggi, namun dalam jangka panjang produksi menurun dan tanah menjadi rusak. Perbedaan utamanya adalah : SRI hanya mengubah cara petani dalam mengelola tanamannya, tanah, air dan nutrient. Perubahan ini mengurangi penggunaan air dan biaya produksi dan menyebabkan peningkatan faktor produktivitas dan pendapatan petani.  Keuntungan ini hasil dari (a) peningkatan pertumbuhan dari sistem akar, dan (b) meningkatkan berlimpahnya dan beragamnya organisma tanah, yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada produktivitas tanaman (Bayu Area.blog Mahasiswa Universitas Brawijaya)
KISAH SUKSES KADER PETANI SRI ORGANIK: Dari Ilegal Logger ke Best Farmer

Mauliddin (34 tahun) hanya pernah mengecap bangku SMP hingga kelas 1 kemudian berhenti karena alasan ketiadaan biaya. Setelah berhenti dari sekolah di usia remajanya, Mauliddin terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Sehari-hari dia bekerja sebagai pemanjat kelapa bahkan pernah menjadi penebang kayu ilegal. Ia ikut menebang dan menarik kayu dari pegunungan yang kemudian diseret ke pinggir jalan lalu kayu tersebut diangkut oleh tauke kayu. Pekerjaan tersebut ditekuni selama bertahun-tahun, namun hasil yang didapatkan dari bekerja serabutan tersebut tidak juga mencukupi kebutuhan keluarganya. Mauliddin sempat juga banting setir bekerja sebagai tukang masak di sebuah perusahaan kelapa sawit.
 Konflik bersenjata yang terus memburuk di Aceh akhirnya membuat perusahaan dimana Mauliddin bekerja sebagai juru masak harus tutup, sehingga akhirnya Mauliddin terpaksa kembali ke desa dan kembali ke pekerjaan lama sebagai pemanjat kelapa atau penarik kayu dari hutan. Dia juga mengurus lahan sawah milik keluarganya dengan cara konvensional yang hanya bisa panen setahun sekali karena tidak didukung oleh metode maupun pengairan yang tepat dan hasil yang sangat sedikit.
Karena konflik bersenjata yang berkepanjangan juga mendera desa sekitar, Mauliddin dan keluarganya terpaksa ikut mengungsi dan pernah tinggal selama bertahun-tahun di pengungsian dengan kondisi penampungan yang sangat tidak layak huni. Konflik bersenjata yang terus terjadi semakin diperburuk dengan datangnya bencana tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Dengan tragedi konflik dan bencana alam yang datang tiba-tiba ini membuat kondisi mereka di pengungsian semakin parah. Bahkan untuk bertahan hidup saja Mauliddin dan para pengungsi lainnya pernah terpaksa memakan “Janeng” (sejenis keladi hutan) selama berbulan-bulan.
Ketika Caritas Czech Republic (CCR) datang ke Kabupaten Aceh Jaya pada Tahun 2008 untuk membantu membangkitkan kembali mata pencaharian masyarakat korban konflik, Desa Masen tempat Mauliddin tinggal terpilih sebagai salah satu desa untuk dikembangkan sistem pertanian organik dengan metode SRI. Mauliddin menjadi salah satu anggota kelompok tani “Cicoba” (kelompok tani yang khusus dibentuk untuk mencoba metode SRI) yang beranggotakan 47 orang (6 Perempuan: 41 Laki-laki).
Pada awalnya lelaki pemalu ini merasa kurang tertarik dengan kegiatan SRI yang diperkenalkan Caritas, apalagi dengan metode SRI yang menurut mereka aneh karena diluar kebiasaan cara bercocok tanam. Walaupun awalnya skeptis, Mauliddin tetap mencoba mengikuti segala aktivitas kelompok bahkan selalu hadir pada saat sekolah lapang. Hal ini menarik perhatian ketua kelompok tersebut untuk mengangkat Mauliddin menjadi sekretaris kelompok. Dengan datangnya rasa tanggung jawab sebagai sekretaris mulailah Mauliddin bersungguh- sungguh melaksanakan tanggung jawab di kelompok. Berbagai kegiatan diikuti, pelatihan sekolah lapang di desa maupun pelatihan ke luar daerah yang diberikan oleh Caritas diikutinya secara sungguh-sungguh. Hasil-hasil pelatihan yang diterima baik di lapangan secara langsung maupun pelatihan di luar daerah dibagikan Mauliddin kepada anggota kelompok taninya.
Pendampingan metode SRI yang dilakukan CCR mulai dari pengolahan lahan, proses pembibitan, metode penanaman di lahan percontohan maupun di lahan anggota kelompok, dan lain-lain dilakukan secara sungguh-sungguh oleh anggota kelompok, sehingga hasil yang diraih mencapai beberapa kali lipat dari hasil metode konvensional sebelumnya. Peningkatan hasil panen yang luar biasa tersebut tidak lepas dari perhatian penduduk sekitar Masen, sehingga dimulai dari lahan percontohan yang hanya kurang dari 1 hektar akhirnya musim tanam berikutnya langsung dicoba di lahan yang lebih luas (13 hektar) dan trendnya terus bertambah. Peranan Mauliddin sebagai sekretaris kelompok sangat vital, dimana dia berperan aktif untuk mengatur segala kegiatan kelompok dari pembagian air hingga mengurus Hand Tractor.
Sebagai seorang pelatih lokal metode SRI nama Mauliddin mulai dikenal oleh petani-petani di desa lain, beberapa masyarakat dari desa lain mulai berdatangan untuk menimba ilmu pertanian dari Mauliddin, mereka belajar mengolah lahan dari proses awal hingga selesai. Pada awal 2010 Caritas secara resmi mengangkat Mauliddin sebagai fasilitator lokal SRI dengan tugas utama memberikan pelatihan bagi kelompok-kelompok petani di desa lainnya.
            Pada pertengahan tahun 2010 silam, Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Sampoiniet (BPP Patek) memutuskan untuk mengirim profil Maulidin sebagai calon petani teladan mewakili Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya untuk mengikuti ajang petani teladan Tingkat Kabupaten dan Tingkat Provinsi.
            Keputusan ini diambil karena dinilai Mauliddin telah dianggap memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengikuti ajang tersebut mewakili Kecamatan Sampoiniet. Pada bulan Juni 2010, Bupati Aceh Jaya akhirnya mengeluarkan keputusan No. 46/Tahun 2010 untuk menetapkan penghargaan terhadap petani terbaik/teladan tingkat Kabupaten Aceh Jaya, dan akhirnya Maulidin terpilih sebagai petani teladan tingkat Kabupaten Aceh Jaya untuk Tahun 2010.
Cara Penyampaian

·         Melakuakan Perkumpulan dengan kelompok tani
·         Turun Langsung ke sawah-sawah petani
·         Melakukan agenda rutin kelompok tani

Kendala

·         Kurangnya sarana dan prasarana komunikasi
·         Penjelasan/penyampaiaan yang kurang sempurna

Argumen : Menurut saya hal semacam inilah yang perlu diterapkan pula di derah-daerah lainnya agar pertania indonesia bisa berproduksi secara mmaksimal, bermula dari salah seorang petani yang tekun dan mau merubah jalan hidupnnya bisa memberikan inspirasi dan sumber pembelajaran/contoh bagi para petani lainnya agar bisa menginspirasi para petani lainnya. Dari hal yang kecil berbuah menjadi besar kata-kata itulah yang cocok buat para petani yang sukses, menurut saya pembelajaran/sosialisasi yang sangat efektif bagi para petani adah belajar dari petani kita yang sukses yang sudah banyak berkecimpung dan termpil didalam bidangnya petani akan mau mengubah pola pikirnya dan bisa mengikuti jejak para petani yang sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome to Fiqolbi Blog's

semoga bermanfaat