Selasa, 03 April 2012

KOMUNIKASI



 TUJUAN  UMUM
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dasar komunikasi bagi pengembangan model proses pembelajaran bagaimana cara komunikasi dalam Pencapaian keberhasilan Suatu usaha Bisnis
TUJUAN  KHUSUS
1.        1.      Mahasiswa dapat menguraikan bentuk komunikasi dalam kelompok selama pembelajaran
2.        2.     Mahasiswa dapat menerapkan prinsip komunikasi dalam suatu organisasi kegiatan
3.        3.     Mahasiswa dapat menjelaskan peranan dari ilmu komunikasi dengan benar.
4.        4.     Mahasiswa dapat menunjukkan bentuk skema penerapan alat komunikasi dalam organiasai Bisnis.
5.        5.     Mahasiswa dapat menunjukkan proses komunikasi dalam usaha bisnis.
MATERI
1.        Pengertian Komunikasi Bisnis
2.        Tujuan Komunikasi Bisnis
3.        Proses dan Dasar Komunikasi
4.        Jenis dan Bentuk Komunikasi
5.        Hambatan Komunikasi
METODA
1.        Kuliah Singkat
RENCANA PEMBELAJARAN
SESI  ACARA
BAGIAN  A
Topik

Metoda
Waktu
:
:
:
Pemahaman proses komunikasi untuk meningkatkan Keberhasilan Berbisnis
Kuliah  singkat
30 menit
BAGIAN  B
Metoda
Waktu
:
:
Presentasi Hasil Diskusi dan Tanya Jawab
30 Menit
 KOMUNIKASI BISNIS

PENDAHULUAN
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan  orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun  non verbal   ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
DEFINISI
Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi bisnis yang diambil dari beberapa sumber :
· Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis ( create business value ).
· Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.
· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi lintas budaya. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communications ) merupakan bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hariantara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya ( intercultural / communication ) merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing – masing memiliki budaya yang berbeda.
UNSUR UNSUR DALAM BERKOMUNIKASI
Komunikasi meliputi 5 unsur, kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H, yakni :
1.        Komunikator = who [communicator, source, sender]
2.        Pesan = says what [message]
3.        Media = in which channel [channel, media]
4.        Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient]
5.        Efek [effect, impact, influence]
Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi.
TEKNIK KOMUNIKASI 
1. Komunikasi informatif [informative communication ]
2. Komunikasi persuasif [persuasive communication ]
3. Komunikasi instruktif/ koersif [ instructive/ coersive communication ]
4. Hubungan manusiawi [ human relation ]
TUJUAN KOMUNIKASI
1. Perubahan sikap [ attitude change ]
2. Perubahan pendapat [ opinion change ]
3. Perubahan perilaku [ behaviour change ]
4. Perubahan sosial [ social change ]
BENTUK KOMUNIKASI 
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal ( verbal communication ) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan ( written ) dan lisan ( oral ). Contohnya adalah membaca majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dapat bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audience
Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :
· Berbicara dan Menulis
Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan laporan
· Mendengarkan dan Membaca
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar ( listening ) dan membaca (reading ).
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari , seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara . Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami
Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan, yaitu:
· Menyediakan dan memberikan informasi
· Mangatur alur suatu percakapan
· Mengekspresikan emosi
· Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal
· Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
· Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah
Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan.
Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan, gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata.
TAHAP – TAHAP DALAM PROSES KOMUNIKASI
Menurut Courtland L Bovee dan Jhon V. Thilt dalam Business Communication Today, proses komunikasi ( Comunication Process ) terdiri atas enam tahap, yaitu :
1)    Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
2)     Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
3)    Pengirim menyampaikan pesan.
4)    Penerima menerima pesan
5)    Penerima menafsirkan pesan
6)     Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim
 KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI 
Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :
1. menulis,
2. membaca,
3. berbicara;
4. mendengar
Persentase penggunaan saluran komunikasi adalah sebagai berikut :
·         Menulis ( writing ): 9%
·         Mendengarkan ( listening ): 45%
·         Membaca ( reading ) : 16%
·          Berbicara ( speaking ) : 30%
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif.
Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.
Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat.
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun keunggulan sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI 
Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
· Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
· Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.
· Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :
Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut .Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :
1. Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirimpesan
2. Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya.
3. Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan.
4. Concreteness (konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas.
5. Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memilik makna yang jelas.
6. Courtessy (Kesopanan) 
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam komunikas ibisnis.
7. Correctness (ketelitian)

SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA


TUGAS INDIVIDU

PRAKTIKUM DASAR KOMUNIKASI
SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA





Oleh :
Aris Budiman
(115040100111005)


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2012
SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA
Sejarah mencatat bahwa kegiatan penyuluhan pertanian yang pertama kali dilaksanakan pada awal abad ke 20, diorganisir oleh perguruan tinggi dan instansi pemerintah.
Di Indonesia, sejak jaman penjajahan hingga sampai dengan dasawarsa 1980-an, kelembagaan penyuluhan pertanian hanya dilakukan oleh instansi pemerintah. Tetapi seiring dengan kebijakan pembangunan pertanian yang semakin memberikan peluang bagi perguruan-tinggi, swasta, dan LSM, sehingga peran pemerintah nampak semakin berkurang, meskipun dalam praktek masih didominasi oleh institusi pemerintah. Penelusuran tentang beragam kebijakan dan kelembagaan penyuluhan pertanian yang pernah dipraktekkan di Indonesia, menunjukkan beragam model yang layak dijadikan acuan di masa-masa mendatang.
(Azis, 2010)
Penyuluhan Pada Masa Penjajahan Belanda
Kelembagaan penyuluhan pertanian yang pertama-tama dikembangkan oleh pemerintahan Hindia Belanda adalah Departemen Pertanian (Department van Landbouw), yang didirikan pada tahun 1905. sedang pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat Pang-reh Praja (PP).
Pada tahun 1910 dibentuk Dinas Penyuluhan Per-tanian (Landbouw Voorlichting Dienst), tetapi baru benar-benar berperan sebagai lembaga penyuluhan pertanian yang mandiri, sejak diubah menjadi Dinas Pertanian Propinsi terlepas dari PP pada tahun 1918,
1.    Pembangunan Kebun Raya Bogor
Kebun Raya yang dibangun pada 17 Mei 1817 oleh Reindwardt tersebut, merupakan kebun koleksi tanaman yang memiliki potensi dikembangkan sebagai komoditas baru yang laku di pasar internasional (kelap-sawit, ketela pohon, dll)
2.    Pelaksanaan Tanam Paksa (Cultuurstelsel)
Pelaksanaan Tanam Paksa (1831-1917) sering hanya ditonjolkan sisi negatifnya karena dilakukan dengan cara pemaksaan dan kurang memberi manfaat bagi masyarakat pribumi dibanding yang dinikmati pemerintah Belanda.
Tetapi, sebenarnya mengandung sisi baik, dalam arti dibentuknya komisi yang terdiri dari petugas-petugas Pangreh Praja (PP) yang bertugas melakukan per-cobaan dan penyuluhan untuk peningkatan produksi.
3.    Pembentukan Departemen Pertanian
(Department van Landbouw)
Dengan dibentuknya Departemen Pertanian pada 1905 kegiatan penyuluhan pertanian mulai diinten-sifkan. Tetapi manfaat penyuluhan kurang dirasakan petani karena dilaksanakan oleh petugas Pangreh Praja (PP) dan bukannya langsung kepada petani.
Karena itu, pada 1908 mulai diangkat pembantu penasehat pertanian (Assistent Landbouw Adviseurs) tamatan Sekolah Pertanian (Land-bouwschool)
4.    Pembentukan
Landbouw Voorlichting Dienst (LVD)
Pada tahun 1910, dibnetuk LVD, dengan tugas pokok melaksanakan penyuluhan, tetapi kegiatan penyuluh-an masih berada pada PP.Karena itu, kegiatan penyuluhan dilaksanakan baik secara halus maupun secara keras.
Kondisi tersebut baru mengalami perubahan setelah pada 1921 LVD dijadikan Dinas Pertanian Propinsi yang terlepas dari PP,Sejak saat itu, LVD (di sam-ping tetap menjadi penasehat PP) berdiri sendiri untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dan ber-tanggungjawab langsung kepada Departemen Perta-nian.
5.    Penyuluhan Oleh LVD
Beberapa kemajuan dicapai melalui penyuluhan yang dilakukan oleh LVD.Salah satunya adalah, mulai ditinggalkannya cara-cara kekerasan dalam kegiatan penyuluhan.
Pada 1910, sebenarnya sudah mulai pendidikan pertanian di sekolah rendah.Pada 1918 terdapat 21 sekolah pertanian, tetapi kurang mendapat perhatian masyarakat. Antara 1920-1927, sekolah-sekolah pertanian tersebut diubah menjadi Sekolah Usahatani atau SUT (Landbouwbedrijf School) yang di antara lulusannya bekerja pada LVD.
Padatahun 1927, dimulai penyelenggaraan Kursus Tani Desa (KTD).Pada tahun 1938, terdapat 206 KTD di Jawa dan 16 buah di Luar Jawa dengan jumlah murid sebanyak 6.000 Orang.
(Azis, 2010)
Penyuluhan Pada Jaman Jepang (1942-1945)
Pada masa ini, praktis tidak ada kegiatan penyuluhan, sehingga kelembagaan penyuluhan pertanian tidak jelas bentuknya.
Selama masa ini, diangkat para Mantri Pertanian Kecamatan (Son Sidoing), tetapi kegiatannya lebih banyak berrtujuan untuk melakukan pemaksaan-pemaksaan kepada rakyat untuk mengusahakan bahan pangan dan produk-produk strategis yang lain untuk kepentingan angkatan perangnya.
(Azis, 2010)
Penyuluhan Pada Masa Kemerdekaan
Perkembangan kelembagaan penyuluhan pertanian selama periode ini, mengalami beberapa kali peru-bahan sebagai berikut
a.    Meskipun pada awal kemerdekaan telah dica-nangkan Plan Kasimo (Rencana Produksi 3 tahun, 1948-1950), tetapitidak dapat terlaksana karena terjadinya revolusi fisik.
b.    Pada pelaksanaan RKI (Rencana Kese-jahteraan Istimewa) keI (1950-1955) dan ke II (1955-1960), pelaksanaan penyuluhan pertanian dilaku-kan melalui P Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) pada tahun 1950) di setiap Kecamatan.
c.    Pada pelaksanaan Gerakan Swa-sembada Beras (SSB pelaksanaan penyuluhan dipimpin oleh Komando Operasi Gerakan Makmur (KOGM) sejak di tingkat pusat sampai ke tingkat Desa.
d.    Memasuki tahun 1967, sejalan dengan pelak-sanaan program BIMAS-SSBM (Bimbingan Masal Swa Sembada Bahan Makanan), kegiatan penyuluhan pertanian yang menjadi tugas pokok Departemen/Dinas Pertanian Rakyat, dikoor-dinasikan (di tingkat nasional) oleh Badan Pengendali Bimas, di tingkat provinsi dikoordina-sikan
e.    oleh Badan Pembina Bimas yang diketuai oleh Gubernur dengan Ketua Pembina Harian dijabat oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi.Di tingkat kabupaten dikoordinasikan oleh Badan Pelaksana Bimas yang diketuai oleh Bupati dengan Kepala DinasPertanian sebagai Ketua Pelaksana Harian.Sedang di tingkat Kecamatan, kegiatan penyu-luhan pertanian dikordinasikan oleh Satuan Pelaksana Bimas Kecamatan yang diketuai oleh Camat, dan Pemimpin Pertanian Kecamatan atau Mantri Tani menjabat sebagai Ketua Harian.
f.     Mulai 1976 – 1991, penyuluhan pertanian di tingkat propinsi dan kabupaten dilaksanakan dan menjadi tanggungjawab Sekretariat Pembina/ Pelaksana BIMAS.
g.    Mulai 1991-1996 penyuluhan pertanian di tingkat propinsi dan kabupaten dilaksanakan dan menjadi tanggungjawab Dinas Sub-sektor masing-masing.
h.    Mulai 1996-2001, penyuluhan pertanian di ting-kat kabupaten dilaksanakan dan menjadi tang-gungjawab Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP).
(Azis, 2010)
Pembentukan BPMD
Pembentukan Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) pada tahun 1950) di setiap Kecamatan, merupakan realisasi kebijakan penyu-luhan pertanian kaitannya dengan pelaksanaan RKI (Rencana Kese-jahteraan Istimewa) keI (1950-1955) dan ke II (1955-1960).
Melalui BPMD, penyuluhan dilakukan dengan mela-kukan kursus-kursus sebagai pelaksanaan metoda ”tetesan minyak” (olievlejk systeem). Pada masa ini, pada 1958 telah dilaksanakan usaha peningkatan produksi beras pada sentra-sentra seluas 1.000 Ha yang kemudian dikenal dengan Padi Sentra.
(Azis, 2010)

Penyuluhan Masal (Tumpahan Air)
Pada pertengahan 1959, terjadi perubahan politik dengan dikeluar-kannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, yang ditindak-lanjuti dengan kebijakan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I.Di bidang pertanian, kebijakan tersebut dinyatakan dalam bentuk Gerakan Swa-sembada Beras (SSB yang dipimpin oleh Komando Operasi Gerakan Makmur (KOGM) di propinsi), yang di tingkat pusat dipimpin langsung oleh Presiden, berturut-turut oleh Gubernur (di propinsi), oleh Bupati (di Kabupaten), Oleh Camat (di Kecamatan) dan oleh Kepala Desa (di tingkat desa).
Gerakan ini dilakukan secara besar-besaran di seluruh tanah-air, sehingga sejak itu metoda ”tetesan minyak” digantikan dengan ”tumpahan air.”
(Azis, 2010)



 DAFTAR PUSTAKA
Azis. 2010. Sejarah Penyuluhan Indonesia (online). http://azisturindra.wordpress.com/2010/06/18/menegenal-sejarah-penyuluhan-di-indonesia-bagian-1. Diakses pada tanggal 20 Maret 2012
Azis. 2010. Sejarah Penyuluhan Indonesia (online). http://azisturindra.wordpress.com/2010/06/18/mengenal-sejarah-penyuluhan-di-indonesia-bagian-2/. Diakses pada tanggal 20 Maret 2012
Azis. 2010. Sejarah Penyuluhan Indonesia (online). http://azisturindra.wordpress.com/2010/06/18/mengenal-sejarah-penyuluhan-di-indonesia-bagian-3/. Diakses pada tanggal 20 Maret 2012


Welcome to Fiqolbi Blog's

semoga bermanfaat