PERILAKU
KONSUMEN
Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran
Disusun
Oleh:
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2012
1.
Mendiskripsikan definisi konsep kepuasan dan loyalitas.
Konsep Kepuasan
- Menurut Kotler, kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia
rasakan dibandingkan dengan harapannya.
- Menurut Wilkie, mendefinisikan kepuasan pelanggan
sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi
suatu produk atau jasa.
- Menurut Rangkuti, kepuasan adalah mengukur sejauh
mana harapan pelanggan terhadap produk atau jasa yang diberikan dan telah
sesuai dengan aktual produk atau jasa yang ia rasakan.
- Menurut Eangel, kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan,
sedangkan ketidakpuasan pelanggan timbul apabila hasil yang diperoleh
tidak memenuhi harapan pelanggan.
Dari beberapa uraian definisi mengenai kepuasan, maka secara umum kepuasan
dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara layanan atau hasil yang
diterima konsumen dengan harapan konsumen. Dimana layanan atau hasil yang
diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen, atau bahkan
melebihinya.
Ada dua macam kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan:
1. Kepuasan
Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu
produk. Misalnya dengan makan, membuat orang menjadi kenyang dan tubuhnya sehat
2. Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tak
berwujud atas pembelian produk. Misalnya orang akan bangga bila mengendarai
mobil BMW.
Teori kepuasan adalah
teori yang menjelaskan proses terbentuknya kepuasan atau ketidak puasan
konsumen. Disini maksudnya adalah dampak perbandingan antara harapan konsumen
sebelum pembelian atau konsumsi dengan kinerja sesungguhnya yang diperoleh oleh
konsumen. Perbandingan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi disconfirmatian
dan confirmation yaitu :
a)
Positif Disconfirmation yaitu, kinerja sesungguhnya lebih besar dari
pada harapan konsumen.
b)
Simple confirmation yaitu, kinerja seseungguhnya sama dengan
harapan konsumen.
c)
Negative Disconfirmation yaitu, kinerja sesungguhnya lebih kecil dari
pada harapan konsumen.
Kita dapat mengetahui rasa puas atau tidak puas konsumen terhadap suatu
produk atau merk dapat dilihat dari pasca konsumsi. Disini maksudnya adalah
jika konsumen itu puas terhadap suatu produk maka, akan mendorong konsumen
untuk mengulang perilaku pembelian atau konsumsi tersebut dan sebaliknya. Jika
konsumen itu tidak merasa puas terhadap suatu produk maka, akan menimbulkan
kekecewaan bahkan konsumen itu dapat menghentikan atau tidak mengulang perilaku
pembelian atau konsumsi pada produk itu lagi.
Disini dapat dikatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dalam
mengkonsumsi suatu produk merupakan
hasil evaluasi yang didapat dari pengalaman saat menggunakan atau mengkonsumsi
suatu produk.
Tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk ini dapat diketahui dalam
bentuk penelitian yang dapat langsung diterapkan pada atribut produk dengan
beberapa dimensi. Dimensi dapat dibagi enjadi 2 yaitu, kualitas pelayanan dan
kualitas produk. Disini pada setiap dimensi dapat dijadikan dasar untuk
mengidentifikasi atribut yang dipertimbangkan pada suatu penelitian.
Konsep Loyalitas
Secara
harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan
kepuasaan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap konsumen. Sedangkan
konsep loyalitas konsumen lebih menekankan kepada perilaku pembeliannya.
Istilah
loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi
bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks
sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam
banyak definisi Ali Hasan menjelaskan loyalitas sebagai berikut:
1. Sebagai
konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk membeli
sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
2. Sebagai
konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek
(brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen
psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut
pembelian merek yang sama secara berulang kali.
3. Pembelian
ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat produknya menjadi
satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus – menerus melakukan
promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.
Loyalitas konsumen pada suatu produk dapat diartikan sebagai pembelian atau
pengkonsumsian secara berulang dan terus menerus pada produk yang sama selama
dalam kurun waktu tertentu. Pada perilaku konsumen, kita dapat mengukur
loyalitas terhadap suatu produk melalui :
a. Saat konsumen ingin membeli suatu produk
yang dicari tidak tersedia di tempat pembelian sehingga konumen mencari di
tempat lain yang ada produk tersebut. Hal ini dapat diidentifikasi beberapa
jenis tindakan yaitu jika konsumen loyal terhadap suatu produk maka akan
menunda pembelian dan mencari produk tersebut di tempat lain. Sedangkan
konsumen yang tidak loyal terhadap suatu produk maka akan mencari merk lain,
membeli jenis lain, dan membeli alternatifnya.
b. Membandingkan jumlah pembelian produk
tersebut saat sekarang dengan yang akan datang atau sebelumnya, apakah terjadi
perubahan (terjadi keadaan loyalitas atau tidak).
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan
meruapakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan
pembelian produk/jasa dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan
didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan
konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa,
tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang
menawarkan produk/ jasa tersebut.
2.
Mengidetifikasi variabel dari kedua konsep.
Kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap suatu produk sangat terikat satu
sama lain karena ada hubungannya atau terikat erat dengan jenis perilaku pada
tahap pasca pembelian atau konsumsi.
Variabel Kepuasan
Kepuasan merupakan
tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati
sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan
perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang
diberikan perusahaan (perguruan tinggi) di dalam usaha memenuhi harapan
konsumen.
Soelasi mengemukakan
bahwa :
1.
nilai harapan = nilai persepsi konsumen
puas
2.
nilai harapan < nilai persepsi maka
konsumen sangat puas
3.
nilai harapan > nilai persepsi maka
konsumen tidak puas.
Nilai harapan dibentuk
melalui pengalaman masa lalu, komentar atau saran dari pengguna dan informasi
dari pesaing. Adapun nilai persepsi adalah kemampuan perusahaan di dalam
melayani memuaskan konsumen.
Menurut Dutka (1994:41),
variabel kepuasan konsumen merupakan atribut-atribut dari kepuasan konsumen itu
sendiri secara universal, yaitu :
1.
Attributes related to the
product, yaitu :
a)
value-price relationship, merupakan
faktor sentral dalam menentukan kepuasan
konsumen, apabila nilai yang diperolah konsumen melebihi apa yang
dibayar, maka suatu dasar penting dari kepuasan konsumen telah tercipta.
b)
product quality, merupakan
penilaian dari mutu suatu produk.
c)
product benefit, merupakan
manfaat yang dapat diperoleh konsumen dalam menggunakan suatu produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dan kemudian dapat dijadikan dasar positioning
yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya.
d)
product features, merupakan
ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu produk sehingga berbeda dengan produk
yang ditawarkan pesaing.
e)
product design, merupakan
proses untuk merancang gaya danfungsi produk yang menarik dan bermanfaat.
f)
product reliability and
consistency, merupakan keakuratan dan keterandalan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
dalam jangka waktu tertentu dan menunjukkan pengiriman produk pada suatu
tingkat kinerja khusus.
g)
Range of product or
service, merupakan macam dari produk/jasa layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.
2.
Attributes related to
service, yaitu :
a)
guarantee or warranty, merupakan
jaminan yang diberikan oleh suatu perusahaan terhadap produk yang dapat
dikembalikan bila kinerja produk tersebut tidak memuaskan.
b)
delivery, merupakan
kecepatan dan ketepatan dari proses pengiriman produk dan jasa yang diberikan
perusahaan terhadap konsumennya.
c)
complaint handling, merupakan
penanganan terhadap keluhan yang dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan.
d)
resolution of problem, merupakan
kemampuan perusahaan dengan serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh
konsumen.
3.
Attributes related to
purchase, yaitu :
a.
courtesy, merupakan kesopanan, perhatian, pertimbangan,
keramahan yang dilakukan karyawan dalam melayani konsumennya.
b.
communication, merupakan proses penyampian informasi yang dilakukan oleh
karyawan perusahaan kepada konsumennya.
c.
ease or convenience acquisition,
merupakan kemudahan untuk mendapatkan pengetahuan tentang produk dari
perusahaan.
d.
company reputation, adalah reputasi yang dimiliki perusahaan dapat
mempengaruhi pandangan konsumen terhadap perusahaan tersebut yang akan
mengurangi ketidakpastian dan resiko dalam keputusan pembelian.
e.
company competence, adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk mewujudkan permintaan yang diajukan oleh
konsumen dalam memberikan pelayanan
Variabel Loyalitas
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam
pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan
akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang
terjalindalam kurun waktu tertentu.
Menurut Kotler (2001), loyalitas dapat dicapai melalui dua tahap :
a.
perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam memberikan
kepuasan kepada konsumennya agar konsumen mendapatkan suatu pengalaman positif,
berarti pembelian ulang diprioritaskan pada penjualan sebelumnya.
b.
perusahaan harus mempunyai cara untuk mempertahankan
hubungan yang lebih jauh dengan konsumennya dengan menggunakan strategi Forced
Loyalty (kesetiaan yang dipaksa) supaya konsumen mau melakukan pembelian
ulang.
3. Membuat definisi operasional dan pengukuran
variabel dari setiap konsep.
Variabel mengandung
pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain
bahwa variabel adalah sesuatu
yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu. Selain itu, variabel merupakan suatu obyek,
atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Pengukuran
variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas
informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta
hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis. Dengan kata lain, menggunakan
proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka atau tabel terhadap
karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena atau
peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan
atau kualitas dari faktor-faktor yang diteliti. Proses Pengukuran Terdiri
dari :
1.
Pembentukan “ constract “ (Construct Development)
2.
Skala Pengukuran (Measurement Scale)
Definisi
operasional merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas
dan akurat mengenai bagaimana suatu konsep atau constract tersebut diukur atau
dapat juga dikatakan sebagai pengukuran dengan melihat dimensi perilaku, aspek,
atau karakteristik yang ditunjukkan oleh suatu konsep. Pengertian lain bahwa definisi operasional adalah
semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel.
Selain itu, definisi operasional
merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan
informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap
variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat
menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau
diperlukan pengukuran yang baru.
Definisi Operasional Variabel
Definisi suatu konsep atau constract
merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai
bagaimana suatu konsep atau constract tersebut diukur. Pengukuran dengan
melihat dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang ditunjukkan oleh suatu
konsep. Merumuskan definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi
teoritiknya dan kebutuhan kondisi teknik di lapangan. Jadi perlu memperhatikan
keterkaitan dengan standarisasi pengukuran misalnya : pengertiannya, bagaimana
cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria hasil pengukuran.
Skala Pengukuran
Pada dasarnya terdapat 4 jenis skala
pengukuran, yaitu :
1.
Skala Nominal, adalah skala yang memungkinkan peneliti
mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok.
2.
Skala Ordinal, Skala Ordinal tidak hanya menyatakan katagori tapi
juga menyatakan peringkat katagori tersebut. Skala Ordinal menjawab atas suatu
pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang
paling sesuai.
3.
Skala Interval, Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua
titik dalam skala, menghitung means dan standar deviasi data.
4.
Skala Rasio, merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana
memiliki nilai nol yang orisinal.
Bentuk-Bentuk Data
1.
Deret waktu
(Times Series)
Pengamatan
data misal harga saham berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu, misal
perkembangan harga saham dari hari kehari berikutnya.
2.
Lintas
sektor (Cross section).
Data untuk
suatu kelompok (group) misal data-data industri garmen pada tahun tertentu
saja.
3.
Gabungan
keduanya (Pool).
Data-data
untuk industri garmen yang diambil dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.
4.
Mengekplorasi pengalaman pribadi dari model Expectancy disconfirmation.
Pengalaman saat membeli produk dari
MC’ Donalds. Disini kami merasa puas karena pelayanan yang menarik konsumen dan
fasilitas yang sangat memadai sehingga membuat kami dimanjakan untuk membelinya
kembali. Akan tetapi disini juga ada titik ketidak puasan terhadap volume
produk terutama pada nasi karena volume nasinya yang sedikit dan lauknya yang
volumenya besar.
Disini dapat kami simpulakn bahwa kepuasan yang terjadi adalah simple
confirmation terjadi bila kinerja
sesungguhnya sama dengan harapan konsumen.
Karena
kita tahu pelayanan dan kualitas perusahaan MC’ Donalds sangt memuaskan jadi
kenerjanya sesuai dengan kinerja para karyawan atau pemasar.
Disini tidak terjadi adanya
loyalitas dapat diartikan karena kami hanya membeli satu kali tapi meskipun
hanya berkunjung satu kali tapi pelayanannya sangat menarik. Kita tahu bahwa loyalitas merek dapat diartikan sebagai
pembelian berulang yang terus menerus dari merek produk yang sama selama dalam
kurun waktu tertentu. Kendala terjadinya loyalitas karena harga yang
sangat mahal untuk ukuran mahasiswa dan tempat yang jauh, sehingga untuk
mendapatkan produk tersebut harus menguras uang yang banyak dan menempuh jarak
yang sangat jauh.
Menurut kami, proses adanya kepuasan
mulai dari informasi karyawan yang membuat kami mendapatkan sebuah pengetahuan
tentang MC’Donalds dan bagaimana proses sampai menjadi sebuah produk. Dan
kemudian kami mencicipi salah satu produk dan kami sangat puas dengan produk
dan pelayanannya.